Ketua Forum Pemadam Kebakaran (FKR) Wilayah Daha, Makhronie, mengharapkan perlunya sinergi semua stakeholder dalam mengatasi terjadinya Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) termasuk masyarakat dan pihak swasta atau perusahaan di wilayah Daha, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS).
Ia mengatakan, penanganan serius tetap perlu dilakukan dikarenakan walaupun saat ini curah hujan tinggi namun karhutla masih saja terjadi, bahkan para relawan sering mengalami kesulitan memadamkan karhutla, karena lahan yang dipadamkan berada di lahan rawa yang sulit dijangkau.
Baca juga: Kapolres HSS : Tangani Karhutla serius, dua pelaku karhutla di HSS telah divonis
"Perlu sinergitas semua pihak, tidak hanya dari pemerintah daerah, TNI dan Polri namun perlu kebersamaan dalam menanggulanginya dan jangan ada ego sentrisme, supaya penggulangan bisa maksimal dan masing-masing mengeleborasikan potensi yang ada," katanya.
Dijelaskan dia, dari data badan penanggulangan bencana daerah Kabupaten HSS, sejak bulan Agustus hingga awal Oktober tercatat sedikitnya ada 36 hektare hutan dan lahan yang hangus terbakar, dan terbanyak karhutla terjadi di wilayah tiga Daha, meliputi Kecamatan Daha Selatan, Daha Barat, dan Daha Utara.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana, Kesatuan Bangsa dan Politik (PB Kesbangpol) HSS, Roni Rusnadi, mengatakan jumlah yang terbakar selama bulan Agustus itu sebanyak 12,1 hektare.
Baca juga: Wabup HSS ajak seluruh elemen masyarakat persiapkan SDM cegah karhutla
Terakhir, laporan bulan September kemarin sama saja yang terbakar masih di daerah Daha Barat, Daha selatan, Daha barat, dan Daha Utara total hektare yang terbakar untuk bulan September itu adalah 14 hektare.
"Alhamdulillah hotspot-hotspot yang terbakar bisa ditangani dikendalikan oleh tim karhutla kecamatan dan desa, kemudian dibantu Waterboombing dari tim karhutla provinsi, dan sampai saat ini masih ada hotspot, terutama di daerah Daha," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
Ia mengatakan, penanganan serius tetap perlu dilakukan dikarenakan walaupun saat ini curah hujan tinggi namun karhutla masih saja terjadi, bahkan para relawan sering mengalami kesulitan memadamkan karhutla, karena lahan yang dipadamkan berada di lahan rawa yang sulit dijangkau.
Baca juga: Kapolres HSS : Tangani Karhutla serius, dua pelaku karhutla di HSS telah divonis
"Perlu sinergitas semua pihak, tidak hanya dari pemerintah daerah, TNI dan Polri namun perlu kebersamaan dalam menanggulanginya dan jangan ada ego sentrisme, supaya penggulangan bisa maksimal dan masing-masing mengeleborasikan potensi yang ada," katanya.
Dijelaskan dia, dari data badan penanggulangan bencana daerah Kabupaten HSS, sejak bulan Agustus hingga awal Oktober tercatat sedikitnya ada 36 hektare hutan dan lahan yang hangus terbakar, dan terbanyak karhutla terjadi di wilayah tiga Daha, meliputi Kecamatan Daha Selatan, Daha Barat, dan Daha Utara.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana, Kesatuan Bangsa dan Politik (PB Kesbangpol) HSS, Roni Rusnadi, mengatakan jumlah yang terbakar selama bulan Agustus itu sebanyak 12,1 hektare.
Baca juga: Wabup HSS ajak seluruh elemen masyarakat persiapkan SDM cegah karhutla
Terakhir, laporan bulan September kemarin sama saja yang terbakar masih di daerah Daha Barat, Daha selatan, Daha barat, dan Daha Utara total hektare yang terbakar untuk bulan September itu adalah 14 hektare.
"Alhamdulillah hotspot-hotspot yang terbakar bisa ditangani dikendalikan oleh tim karhutla kecamatan dan desa, kemudian dibantu Waterboombing dari tim karhutla provinsi, dan sampai saat ini masih ada hotspot, terutama di daerah Daha," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020