Banjarmasin,  (AntaranewsKalsel) - Tingkat kadar garam (salinitas) Sungai Martapura Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, kian tinggi lantaran hujan tidak turun selama beberapa bulan belakangan ini, kata Direktur Perusahaan Air Minum (PDAM) Bandarmasih, Kota Banjarmasin, Ir Muslih.

"Kadar garam Sungai Martapura hasil penelitian terakhir sudah 1.500 miligram per liter, idealnya hanya 250 miligram per liter," ujar Muslih, Senin.

Menurut dia tingginya kadar garam di air Sungai Martpaura tersebut menyebabkan penyedotan air baku untuk perusahaannya di intake Sungai Bilu belakangan ini sempat terhenti sekitar enam hingga delapan jam per hari, padahal biasanya bisa disedot selama 24 jam.

Akibat masalah tersebut, dikatakannya, memang terjadi kendala dalam penyediaan air baku sehingga perusahaannya lebih kosentrasi pengambilan air baku di bilangan Sungai Tabuk atau sekitar 20 kilometer ke hulu dari kawasan Sungai Bilu yang masih aman dari intrusi air laut.

Akibatnya terjadi biaya tinggi, dimana harus menggunakan mesin mendorong air dari Sungai Tabuk ke Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang cukup jauh, pemakaian genset, penambahan tenaga operasional dan sebagainya.

Tingginya kandungan garam di Sungai Martapura tersebut, dikatakannya, setelah debit air sungai turun drastis karena persediaan air di sungai yang berhulu ke Pegunungan Meratus tersebut berkurang pada kemarau saat ini.

Selain itu, ia menilai, hal itu membuktikan bahwa kawasan resapan air Pegunungan Meratus yang merupakan hulu Sungai Martapura kondisinya sudah rusak akibat berbagai aktivitas manusia, sehingga tekanan air ke hilir berkurang hingga air laut mudah masuk ke sungai.

Walau adanya penurunan persediaan air baku, ia menyatakan, distribusi air bagi 147.000 pelanggan tetap normal-normal saja, namun tekanannya tidak sederas biasanya.

Kepada masyarakat, ia mengimbau, tidak memanfaatkan air sungai Martapura untuk kebutuhan memasak dan minum, karena dapat berdampak negatif bagi kesehatan, khususnya memicu penyakit diare.

Pewarta: Hasan Zainuddin

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014