Kabar sedih dan mengejutkan datang dari Bumi Murakata, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), maestro sekaligus wartawan senior, dan pimpinan Radio Dirgahayu Barabai bernama "Maturidi", atau akrab dipanggil "Aang Chandra" berpulang atau meninggal dunia, sosok almarhum dikenal sebagai sahabat dan guru di bidangnya..

Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) HST, Ari, di Barabai, Kamis (29/10), mengatakan menerima kabar tersebut dari seorang kawan saat perjalanan pulang dari Banjarmasin, kemudian memastikan dengan menghubungi pihak keluarga, dan ternyata kabar tersebut memang benar.

"Bang Aang meninggal karena sakit, dan beberapa waktu lalu masih beraktifitas untuk liputan, kita dari komunitas wartawan di Kabupaten HST merasa kehilangan sosok almarhum yang senantiasa menebarkan keceriaan dalam pergaulan, dan memberikan nuansa tersendiri bagi dunia jurnalistik di banua," katanya.

Baca juga: Aang berharap sinergitas Polri dengan wartawan terus meningkat

Dijelaskan dia, bersama para pewarta dari beberapa media melayat dan mengantar hingga pemakaman almarhum sebagai bentuk penghormatan terakhir, dan mendo'akan agar husnul khotimal, karena selagi dalam hidup dan pergaulan mengenal almarhum sebagai pribadi yang baik.

Ucapan berbelasungkawa juga datang dari berbagai kalangan, termasuk dari para pejabat hingga masyarakat biasa, disamping hingga akhir hayat almarhum senantiasa menyapa para pendengar di saluran Radio Dirgahayu Barabai, serta disamping almarhum juga mengisi konten pemberitaan di Banjar TV.

Wartawan LKBN Antara Kalsel, Fathur, mengatakan menyisakan kesedihan mendalam dan banyak kenangan yang tak terlupakan semasa almarhum hidup, banyak jasa dan pengetahuan yang almarhum berikan bagi para penerusnya, termasuk dirinya.

Baca juga: Dandim Barabai silaturrahmi dengan awak media

"Cikal bakal dulu ketika kami menggarap pendirian Radio Swara Murakata milik Pemkab HST yang kini masih mengudara, salah satunya adalah jasa dari Bang Aang, beliaulah yang dulu mendidik dan mengkader para penyiar di sana, sehingga dapat mengelola dan memiliki kemampuan menyiar," katanya.

Menurut dia, sosok almarhum memang tidak tergantikan karena kualitas suara sebagai penyiar yang mumpuni, suara beliau unik dan berkarakter khas, penguasaan almarhum di bidangnya diakui semua pihak, dan mendo'akan agar ilmu pengetahuan yang diwariskan almarhum untuk generasi penerus, menjadi amal jariyah.

Diketahui, Almarhum meninggal dunia pada Rabu (28/10) dalam perawatan  di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) H Damanhuri Barabai, sekitar pukul 13.55 Wita dan dikebumikan di pemakaman di Desa Banua Binjai, Kecamatan Barabai, Kabupaten HST.

Pewarta: Fathurrahman

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020