Banjarmasin, (AntaranewsKalsel) - Anggota DPRD Kalimantan Selatan, Riduansyah meminta PT Adaro Indonesia mempertimbangkan kembali rencana menggusur enam sekolah dasar di Kecamatan Juai, Kabupaten Balangan.

Permintaan anggota Dewan asal daerah pemilihan V Kalsel pada Pemilu legislatif 2014 yang meliputi Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Balangan dan Kabupaten Tabalong itu dalam percakapan dengan wartawan di Banjarmasin, Senin.

"Memang aku belum mengetahui pasti rencana Adaro menggusur enam sekolah dasar (SD) di Kecamatan Juai (217 km utara Banjarmasin), kecuali baru membaca berita di koran daerah ini," katanya saat berada di DPRD Kalsel.

Namun kalau betul rencana penggusuran enam SD itu untuk perluasan areal penambangan batu bara, lanjutnya, maka hal tersebut bisa menimbulkan permasalahan bagi penduduk setempat.

"Karena kalau betul perusahaan pertambangan batu bara itu akan menggusur sekolah tersebut, kemana lagi warga masyarakat setempat menyekolahkan anak-anak mereka," ujar anggota DPRD Kalsel dari Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) itu.

"Apapun alasannya, seperti relokasi. Hal tersebut tetap harus menjadi pertimbangan. Sebab relokasi itu hanya bahasa halus saja, tetapi kenyataannya penggusuran dari tempat asal," ujarnya.

Sebab, relokasi itupun tetap menjadi masalah. "Apalagi kalau letak SD yang baru jauh dari tempat pemukiman mereka," katanya.

Mantan politisi Partai Bintang Reformasi (PBR) yang pindah ke Hanura pada Pileg 2014 itu menyatakan, dalam waktu segera akan turun ke lapangan, guna mengetahui kebenaran kabar atas rencana penggusuran enam SD di Balangan itu.

Kalau rencana itu betul, lanjutnya, maka pemerintah kabupaten (Pemkab) Balangan harus cepat tanggap sebelum timbul permasalahan sebagai sebab akibat dari penggusuran SD tersebut hanya untuk kepentingan bisnis perusahaan.

"Kami pun di provinsi tidak akan tinggal diam, kalau sampai terjadi penggusuran SD di `Bumi Sanggam` Balangan. Karena penggusuran SD tersebut berarti terganggunya program wajib belajar 12 tahun," ujarnya.

Ia mengungkapkan, beberapa tahun lalu, perusahaan pertambangan batu bara generasi pertama di Kalsel itu juga menggusur sejumlah desa di Kecamatan Juai, untuk perluasan penambangan.

"Ada tiga desa yang tergusur guna kegiatan usaha pertambangan batu bara dari Adaro ketika itu, yaitu Desa Woenoerejo, Desa 19 dan Desa 21," ujar Riduansyah.

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014