Pemerintah Brazil akan memasukkan vaksin COVID-19 produksi Sinovac dalam program imunisasi nasionalnya, selain vaksin lain yang dikembangkan oleh AstraZeneca dan Universitas Oxford.

Setelah pertemuan dengan Kementerian Kesehatan Brazil, Selasa (20/10), Gubernur Sao Paulo Joao Doria mengatakan bahwa pemerintah federal telah setuju untuk membeli 46 juta dosis vaksin Sinovac.

Pemerintah federal telah memiliki rencana untuk membeli vaksin Inggris dan memproduksinya di pusat penelitian biomedis FioCruz di Rio de Janeiro, sementara vaksin China sedang diuji oleh pusat penelitian Institut Butantan negara bagian Sao Paulo.

Ini berarti vaksin China eksperimental yang disebut Coronavac diharapkan dapat disuntikkan ke penduduk Sao Paulo, negara terbesar di Brazil.

Selain itu, vaksin itu dapat digunakan untuk memvaksinasi warga Brazil di negara bagian lain---sebuah sukses besar bagi Sinovac di negara berpenduduk 230 juta jiwa itu.

Menurut Doria, program vaksinasi nasional dapat dimulai pada Januari 2021, yang dapat menjadikannya salah satu upaya imunisasi pertama di dunia untuk melawan virus corona.

Institut Butantan mengatakan pada Senin (19/10) bahwa hasil awal dari uji klinis tahap akhir CoronaVac terhadap 9.000 sukarelawan telah membuktikan bahwa vaksin China yang terdiri dari dua dosis itu aman.

Direktur Butantan Dimas Covas mengatakan data tentang seberapa efektif vaksin itu tidak akan dirilis sampai uji coba selesai.

Hasil tersebut masih permulaan dan peneliti akan terus memantau peserta dalam uji coba yang sedang berlangsung, kata Covas. Ini adalah rangkaian hasil uji coba fase 3 global Sinovac yang pertama, yang juga dilakukan di Turki dan Indonesia.

Pemerintah Sao Paulo telah meminta otoritas kesehatan untuk menyetujui penggunaan CoronaVac, sebuah langkah besar dalam apa yang bisa menjadi salah satu program vaksinasi pertama di Benua Amerika.

Sumber: Reuters



 

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020