Banjarmasin, (AntaranewsKalsel) - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Habib Nabiel Fuad Almusawa meminta Pemerintah agar konsisten mengurangi volume ekspor batu bara.


"Memang dengan mengurangi volume ekspor batu bara akan berkurang pula devisa yang kita terima. Tapi saat yang sama kita bisa mengurangi kehilangan devisa karena impor bahan bakar minyak (bbm)," katanya di Banjarmasin, Sabtu malam.

"Namun dari hitung-hitungan penerimaan dan kehilangan devisa tersebut, lebih untung pakai batu bara. Karena harga batu bara lebih murah dibandingkan minyak," lanjut legislator asal daerah pemilihan Kalimantan Selatan itu.

Ia mengungkapkan, pada tahun 2014, Pemerintah menargetkan memproduksi 400 juta ton batu bara, turun tipis sekitar lima persen dari realisasi tahun 2013 sebesar 421 juta ton.

"Dari total target produksi tahun 2014 tersebut, sekitar 95 juta ton atau 23,7 persen akan dipakai di dalam negeri, sisanya diekspor ke sejumlah negara seperti China dan India," ungkapnya.

Kemudian, lanjut politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut, dari 95 juta ton yang akan dipakai di dalam negeri itu, 74 juta ton di antaranya dipakai untuk pembangkit listrik.

Menurut perhitungan PT. PLN, tambahnya, biaya produksi listrik dengan bahan bakar batu bara lebih murah dari bbm. Untuk memproduksi sat kWh (kilowatt hour) listrik dari batu bara membutuhkan biaya Rp 350, sedangkan dari minyak Rp 2.080.

Sementara kebutuhan listrik tumbuh sebanyak 9,4 persen setiap tahun. Untuk keperluan tersebut, PLN butuh tambahan pasokan batu bara 10 juta ton per tahun, lanjut alumnus Institut Pertanian Bogor (IPB) Jawa Barat (Jabar) itu.

"Dari data di atas terlihat, 76,3 persen produksi batu bara kita dijual keluar. Jadi pada saat mengalami defisit energi, kita malah banyak menjual energi murah keluar. Sungguh ironis," tambahnya.

Ke depan, dia meminta, Pemerintah harus berkomitmen mengurangi angka ekspor batu bara. Tingkatkan konsumsi di dalam negeri dan untuk sementara tidak perlu menambah produksi, ujarnya.

"Potensi kelebihan produksi, simpan dahulu saja di perut bumi untuk diambil nanti ketika kita membutuhkannya," lanjut wakil rakyat yang menyandang gelar insinyur dan magister bidang pertanian itu.

Menurut dia, produksi batu bara akan lebih baik dioptimalkan penggunaannya di dalam negeri guna mengurangi konsumsi BBM.

Pewarta: Syamsudin Hasan

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014