Oleh
Banjarbaru, 20/9 (Antara) - Kepala Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan, Sabrie Madani mengatakan, hewan ternak khususnya sapi bebas dari penyakit Antraks yang mematikan jika menulari manusia.
"Kalsel bebas Antraks dan sejauh ini belum ada laporan hewan ternak yang terserang penyakit berbahaya akibat bakteri Bacillus Anthracis itu," ujarnya di Banjarbaru, Sabtu.
Ia mengatakan, penyakit ternak yang bersifat zoonosis atau dapat ditularkan hewan kepada manusia itu tidak pernah dilaporkan muncul di wilayah Kalsel.
Dijelaskan, sesuai ketentuan dari Kementerian Kesehatan, apabila dalam kurun waktu lima tahun tidak pernah ada serangan penyakit Antraks maka suatu daerah bebas penyakit tersebut.
"Selama lima tahun terakhir tidak ada kasus Antraks sehingga Kalsel bebas penyakit itu. Namun, seluruh jajaran Disnak Kalsel dan kabupaten/kota tetap waspada," ucapnya.
Ia mengatakan, pihaknya yakin Balai Karantina sudah menjalankan tugasnya memeriksa kesehatan hewan sebelum masuk Kalsel sehingga setiap hewan aman dan bebas penyakit.
Meski demikian, kata dia, setiap masyarakat tetap harus waspada agar tidak menjadi korban penyakit hewan yang bisa menular ke manusia jika mengonsumsi daging hewan itu.
"Masyarakat juga harus waspada. Jangan tergiur harga daging murah tetapi terserang penyakit yang cukup mematikan terutama jika penanganan terlambat," ungkapnya.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesmavet Disnak, Tris Fadianto menambahkan, hewan yang terserang Antraks tidak boleh dikonsumsi dan harus dimusnahkan.
"Seluruh bagian tubuh hewan yang terserang Antraks tidak boleh di makan dan harus dimusnahkan sehingga bakteri berbentuk spora bisa hilang dan tidak menyebar," ujarnya.
Dikatakan, Antraks merupakan penyakit "tanah" karena bakteri yang berbentuk spora bisa bertahan selama puluhan tahun baik di tanah maupun rumput dan tumbuhan lain.
"Jika rumput yang mengandung bakteri Antraks dimakan hewan maka bisa berkembang di dalam tubuh dan dapat membuat hewan itu mengalami kematian," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014
Banjarbaru, 20/9 (Antara) - Kepala Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan, Sabrie Madani mengatakan, hewan ternak khususnya sapi bebas dari penyakit Antraks yang mematikan jika menulari manusia.
"Kalsel bebas Antraks dan sejauh ini belum ada laporan hewan ternak yang terserang penyakit berbahaya akibat bakteri Bacillus Anthracis itu," ujarnya di Banjarbaru, Sabtu.
Ia mengatakan, penyakit ternak yang bersifat zoonosis atau dapat ditularkan hewan kepada manusia itu tidak pernah dilaporkan muncul di wilayah Kalsel.
Dijelaskan, sesuai ketentuan dari Kementerian Kesehatan, apabila dalam kurun waktu lima tahun tidak pernah ada serangan penyakit Antraks maka suatu daerah bebas penyakit tersebut.
"Selama lima tahun terakhir tidak ada kasus Antraks sehingga Kalsel bebas penyakit itu. Namun, seluruh jajaran Disnak Kalsel dan kabupaten/kota tetap waspada," ucapnya.
Ia mengatakan, pihaknya yakin Balai Karantina sudah menjalankan tugasnya memeriksa kesehatan hewan sebelum masuk Kalsel sehingga setiap hewan aman dan bebas penyakit.
Meski demikian, kata dia, setiap masyarakat tetap harus waspada agar tidak menjadi korban penyakit hewan yang bisa menular ke manusia jika mengonsumsi daging hewan itu.
"Masyarakat juga harus waspada. Jangan tergiur harga daging murah tetapi terserang penyakit yang cukup mematikan terutama jika penanganan terlambat," ungkapnya.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesmavet Disnak, Tris Fadianto menambahkan, hewan yang terserang Antraks tidak boleh dikonsumsi dan harus dimusnahkan.
"Seluruh bagian tubuh hewan yang terserang Antraks tidak boleh di makan dan harus dimusnahkan sehingga bakteri berbentuk spora bisa hilang dan tidak menyebar," ujarnya.
Dikatakan, Antraks merupakan penyakit "tanah" karena bakteri yang berbentuk spora bisa bertahan selama puluhan tahun baik di tanah maupun rumput dan tumbuhan lain.
"Jika rumput yang mengandung bakteri Antraks dimakan hewan maka bisa berkembang di dalam tubuh dan dapat membuat hewan itu mengalami kematian," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014