Balikpapan, (Antaranews Kalsel) - Bank Indonesia (BI) Perwakilan Balikpapan, Kalimantan Timur, selama Januari hingga Agustus 2014 menemukan atau menerima laporan uang palsu sebanyak 613 lembar yang sebagian besar adalah pecahan Rp100.000.


"Hampir semuanya adalah pecahan Rp100.000," kata Kepala Kantor BI Perwakilam Balikpapan, Mawardi BH Ritonga di Balikpapan, Rabu.

Mawardi bersama stafnya menyosialisasikan cara-cara mengenali uang rupiah asli di Pasar Pandansari di Balikpapan Barat sehingga diharapkan masyarakat dapat terhindar dari uang palsu. Sejumlah pedagang dan pejabat Pemerintah Kota Balikpapan turut hadir dalam acara tersebut.

Mawardi memperkirakan penemuan uang palsu pada 2014 akan meningkat jika dibanding tahun 2013. "Pada 2013, jumlah uang palsu yang kami temukan itu 663 lembar, sekarang sampai dengan Agustus saja sudah 613 lembar. Kemungkinan ada peningkatan jumlah uang palsu yang ditemukan atau yang dilaporkan," katanya.

Di sisi lain, hampir seluruh uang palsu itu ditemukan di Pasar Pandansari.

"Maka dari itulah, lokasi ini menjadi prioritas sasaran sosialisasi. Kami sampaikan bagaimana cara membedakan uang rupiah asli dengan palsu," tambah Mawardi.

Tak cuma di Pasar Pandan Sari, BI juga akan melakukan sosialisasi keaslian uang rupiah di pasar-pasar tradisional lain di Balikpapan.

Mawardi juga mengatakan BI akan merambah wilayah sosialisasi ke Terminal Batu Ampar, terminal bus antarkota dalam provinsi dan Pelabuhan Semayang yang kini menjadi pelabuhan penumpang.

BI juga memberikan bantuan berupa alat "screening" ultra violet. Alat yang memancarkan sinar berwarna ungu itu digunakan untuk mendeteksi dan melihat tanda-tanda rahasia pada uang kertas asli.

Bila di bawah sinar ultra violet itu tidak terlihat tanda-tanda rahasia tersebut, maka meski sekilas dengan mata telanjang uang tampak asli, dapat dipastikan uang tersebut palsu.

"Alat ini sudah kami serahkan kepada unit pelaksana teknis di semua pasar di Balikpapan," kata Mawardi BH Ritonga./e

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014