Sampit, (Antaranews Kalsel) - Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, pada tiga hari belakangan kembali diselimuti asap bercampur abu sisa kebakaran lahan dan hutan, setelah pencemaran udara itu mereda pascahujan lebat.


"Asap bercampur abu yang beterbangan di udara sebelumnya sempat menghilang karena diguyur hujan lebat, namun tiga hari terakhir kembali terjadi," kata Andri, warga Kecamatan Baamang, Kabupaten Kotawaringin Timur di Sampit, Minggu.

Asap bercampur abu kebakaran lahan mulai terasa dan tampak jelas sejak pukul 13.00 WIB hingga dini hari.

Kondisi udara yang berasap dan bercampur abu kebakaran lahan sangat mengganggu jarak pandang dan juga pernapasan pengguna jalan raya maupun masyarakat yang beraktivitas di luar rumah.

Sebagian warga yang beraktivitas di luar rumah terpaksa menggunakan masker agar tidak menghirup asap bercampur abu.

Menebalnya kembali asap bercampur abu tersebut karena kebakaran lahan di Kabupaten Kotawaringin Timursaat ini telah meluas dan tidak terkendali.

"Saya lihat di sana sini banyak terjadi kebakaran lahan terutama di pinggiran Kota Sampit," katanya.

Kebakaran lahan tersebut sebagian ada yang disengaja dan sebagian lagi karena terkena rembetan api.

Meluasnya kebakaran lahan di wilayah Kabupaten Kotim tersebut karena masyarakat yang membuka lahan pertaniannya dengan cara membakar tidak menjaganya.

"Begitu habis membakar lahannya mereka langsung pergi begitu saja, kobaran api dibiarkan menjalar kelahan kering lainnya," ucapnya.

Sementara itu, sebelumnya Bupati Kotim Supian Hadi telah menetapkan wilayahnya siaga bencana kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan.

"Kondisi udara di Kabupaten Kotim saat ini sudah tidak sehat dan akibat kebakaran lahan dan hutan telah mengganggu tiga jalur transportasi, yakni darat, laut dan udara," katanya.

Ia meminta kepada seluruh masyarakat Kabupaten Kotim untuk menghentikan aktivitas pembakaran lahan, terutama bagi mereka yang membuka lahan pertaniannya dengan cara membakar./e

Pewarta: Untung Setiawan

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014