DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) dalam hal ini Komisi II Bidang Ekonomi dan Keuangan yang juga membintangi Badan Usaha Milik Daerah atau BUMD mempelajari PT Bank Jateng sebagai bank devisa.

Sekretaris Komisi II DPRD Kalsel HM Iqbal Yudiannoor SE mengemukakan itu melalui telepon seluler/WA sebelum pertemuan dengan jajaran Direksi Bank Jateng di Semarang, Selasa.

"Kita perlu mempelajari Bank Jateng atau Banknya milik pemerintah provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) tersebut, bagaimana proses sehingga menjadi bank devisa," ujarnya menjawab Antara Kalsel.

"Kita akan pertanyakan, infrastruktur apa yang harus disiapkan untuk menjadi bank devisa," tegas Iqbal yang juga Sekretaris Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) DPRD Kalsel tersebut.

Wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel VI/Kabupaten Kotabaru dan Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) itu mengharapkan, dari studi komparasi ke Bank Jateng bisa menjadi bahan masukkan untuk mendorong Bank Kalsel atau "Banknya Urang Banua" menjadi bank devisa.

"Kalau nanti Banknya Urang Banua menjadi bank devisa kita berharap perkembangan Bank Kalsel semakin maju, dan pada gilirannya dapat pula memberikan kontribusi yang lebih besar lagi terhadap penerimaan daerah melalui deviden," demikian Iqbal.

Studi komparasi ke Bank Jateng dalam rangkaian kunjungan kerja (Kunker) Komisi II DPRD Kalsel ke luar daerah, 5 - 7 Oktober 2020.

Sebelumnya dalam Kunker ke Jateng, 1 - 3 Oktober lalu, Komisi II DPRD Kalsel yang diketuai Imam Suprastowo dari PDIP tersebut studi komparasi ke Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Magelang.
 

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020