Amuntai,  (Antaranews Kalsel) - Produksi beras organik oleh petani di Kabupaten Hulu Sungai Utara, Provinsi Kalimantan Selatan, terkendala pemasaran karena warga Banjarmasin lebih suka mengkonsumsi beras unus yang merupakan beras khas Kalimantan Selatan.


Seorang petani padi organik Desa Murung Panti, Ahmad Marzuki di Amuntai, Minggu, mengatakan, perkembangan usaha pertanian padi organik di Kabupaten Hulu Sungai Utara terus meningkat dan berkembang.

Menurut Ahmad, petani mengeluh karena produksi padi organiknya sulit diterima oleh pasar, karena masyarakatnya lebih menyukai jenis beras lain seperti unus daripada beras organik yang bertekstur lembek apabila dimasak.

"Masyarakat Kalsel lebih menyukai beras bertekstur kering apabila dimasak sehingga kurang menyukai beras organik," katanya.

Permintaan padi organik, kata Marzuki, justru datang dari masyarakat di luar Kalsel seperti Samarinda (Kalimantan Timur), Muara Teweh dan Pujun (Kalimantan Tengah).

Meski pemasaran mencapai luar daerah, namun tingkat penjualan tetap terbatas. Marzuki berharap masyarakat di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), khususnya juga mendukung perkembangan pertanian padi organik dengan cara membeli dan mengonsumsi beras organik produksi lokal.

Ia berharap, dukungan pemerintah daerah untuk terus membantu mempromosikan dan memasarkan produk beras organik di dalam daerah.

"Kalau perlu bupati mengintruksikan semua pegawai negeri membeli minimal dua liter setiap bulannya, sehingga aparat pemerintah turut menjadi agen untuk mempromosikan beras organik kepada masyarakat," tambah dia.

Kebijakan semacam ini, kata Marzuki pernah diterapkan di Kabupaten Sragen, di mana perlu dukungan kepala daerah untuk membantu petani meningkatkan pemasaran dan promosi beras organik.

Hal senada juga diungkapkan Asnan, petani padi organik di Desa Teluk Limbung, agar Pemda melalui dinas terkait membantu pemasaran beras organik.

"Hasil pemasaran saat ini memang masih memberi keuntungan bagi petani, tapi untuk pengembangan pemasaran lebih lanjut mengalami kendala," kata Asnan.

Sementara Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten HSU baru bisa membantu promosi produk beras organik melalui ajang pameran di luar daerah.

Noor Ifansyah dari seksi Pengembangan Usaha Tani mengakui pemasaran beras organik di Kalsel masih kurang. Jenis beras ini kebanyakan dibeli warga jawa yang bermukim di Kalsel karena teksturnya yang lembek setelah dimasak mirip dengan beras jawa.

Meski demikian, kata Ifansyah, dari hasil penjualan beras organik yang terbatas para petani tetap mendapat keuntungan karena harga jual beras organik lebih mahal dari pada jenis beras lainnya.

"Harga jualnya 10 ribu per liter, padahal kalau harga beras organik di Jawa bisa mencapai Rp15 ribu hingga Rp20 ribu per liter" katanya.

Karena masih tahap promosi ke masyarakat, harga jual beras organik di HSU hanya di patok Rp10 ribu per liter agar masyarakat mau membeli beras organik.

Produksi beras organik HSU kini sudah dikemas dalam kantong plastik ukuran 2 kg dan 5 kg dan diberi lebel dagang. Produk beras ini juga dibeli di sejunlah mini market di Kota Amuntai.

Ifansyah menerangkan, pengembangan padi organik baru dilakukan di satu kecamatan yakni Kecamatan Babirik yang dikelola dua Gapoktan di Desa Murung Panti Hilir seluas 50 hektar dan Desa Teluk Limbung seluas 125 hektar.

Hasil produksi beras organik di dua desa ini sudah mendapat label sertifikasi dari Lembaga Sertifikasi Pangan Organik (LSPO), di Jakarta yang setiap tiga tahun harus diperbaharui status sertifikasinya.

Kini luas lahan organik terus berkembang ke Desa Sungai Durait Hilir seluas 50 hektar, yang juga diupayakan mendapat sertifikasi pada tahun depan.

Ifansyah menjelaskan, beras organik memiliki indeks glikimik yang sangat rendah sehingga aman dikonsumsi penderita diabetes dan autis.

Karena kaya akan serat, vitamin dan mineral, beras organik ini juga bermanfaat mencegah munculnya berbagai penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, kolesterol, kanker, gangguan saluran pencernaan dan vertigo.

"Rasa beras organik juga cukup enak dan pulen," tambahnya.

Adanya berbagai manfaat dan kelebihan beras organik ini, kata Ifansyah disebabkan proses penanamannya yang mendapat perlakuan khusus, yakni di tanam di lahan organik tanpa menggunakan pupuk kimia dan pestisida.

Selain itu, berasnya juga tidak menggunakan bahan pengawet dan pemutih serta bebas dari berbagai penggunaan produk rekayasa genetika lainnya.

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014