Tanjung, (Antaranews Kalsel) - Sejumlah petani karet di Tabalong, Kalimantan Selatan mengeluhkan makin murahnya komoditi ini dipasaran dan harganya terus turun dari Rp8.000 per kilogeram menjadi Rp7.200 per kilogeramnya.

Menurut satu petani karet asal Kecamatan Tanta, Halim di Tanjung, Kamis, sudah dua minggu ini harga karet turun menjadi Rp7.200 per kilogeramnnya padahal sebelumnya sempat mencapai Rp8.000 kilogeram lebih.

"Biasanya kami jual ke pengumpul yang datang langsung ke rumah dan harganya selama dua minggu ini masih berkisar Rp7.200 per kilogeram dengan alasan harga karet di pasaran dunia juga murah," jelas Halim di Tanjung.

Sebagai kabupaten yang 45 persen lahannya berupa kebun karet, banyak warga Tabalong yang menjadi petani karet karena anjloknya harga karet mempengaruhi daya beli masyarakat.

Persoalan anjloknya harga karet di Bumi Saraba Kawa ini memang menjadi perhatian pemerintah daerah karena itu Bupati Tabalong, Anang Syakhfiani meminta Dinas Perindustrian, perdagangan dan koperasi (Disperindagkop) Tabalong bisa mengaktifkan kembali koperasi dan pasar karet lokal.

"Anjloknya harga karet di Tabalong bukan semata-mata karena masih rendahnya kualitas bahan olahan karet yang dihasilkan petani tapi disebabkan tidak berfungsinya koperasi untuk komoditi ini," jelas Anang.

Anang pun meminta para petani karet bisa meningkatkan mutu bahan olahan karet (bokar) yang selama ini berupa lump menjadi karet sheet sehingga harganya bisa lebih tinggi.

Sebelumnya kementerian perindustrian telah melakukan penelitian terhadap komoditi karet di Tabalong terkait kajian pengembangan kompetensi inti industri di Tabalong.



Pewarta: Oleh Herlina Lasmianti

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014