Bank Kalsel mendukung penggabungan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Sanggam Citra Sejahtera dan BPR Hulu Sungai Tengah sebagai upaya mendorong percepatan pemulihan ekonomi di daerah tersebut.

Direktur Utama Bank Kalsel, Agus Syabarrudin di Banjarmasin, Selasa, mengatakan penggabungan itu bisa mendorong pemulihan ekonomi lebih cepat di wilayah Kalimantan Selatan.

"Konsolidasi antara kedua perusahaan ini diharapkan bisa membuat kinerja entitas baru yang dihasilkan lebih optimal. Kami di Bank Kalsel mendukung upaya-upaya yang memberikan dampak positif terhadap perekonomian Kalimantan Selatan," katanya.

Agus mengharapkan kinerja BPR ke depan dapat lebih optimal, khususnya dalam upaya meningkatkan pendapatan daerah, sehingga akan berdampak pada pembangunan daerah.

Sebelumnya, pada Senin (21/9) telah dilaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dua BPR, yakni BPR Sanggam Citra Sejahtera dan BPR Hulu Sungai Tengah di Kabupaten Balangan.

Kegiatan tersebut dihadiri Bupati Balangan Ansharuddin, Bupati Hulu Sungai Tengah Chairansyah, Staf Khusus Gubernur Kalsel Bidang Ekonomi dan Pembangunan Faried Fakhmansyah dan Deputi Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan OJK Regional IX Kalimantan Mulyadi beserta tim.

Selain itu, acara juga dihadiri Direktur Utama Bank Kalsel Agus Syabarrudin didampingi Kepala Bank Kalsel Cabang Paringin Khuzaimi dan Kepala Bank Kalsel Cabang Barabai, Aly Rizqan.

RUPS tersebut bertujuan untuk membahas rencana merger antara kedua BPR dan upaya memaksimalkan peran BPR untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.

Selama ini, BPR HST dinilai belum dapat memenuhi syarat kinerja yang diharapkan, terutama dengan adanya ketentuan modal minimal Rp3 miliar dari regulator, sehingga diambil keputusan untuk merger.

Aksi korporasi ini diharapkan bisa memberikan dampak positif seperti memperbesar permodalan, mempermudah pengawasan, baik dari sisi pemilik maupun pemerintah daerah untuk meningkatkan penyaluran kredit dan memperkuat dukungan dalam pembangunan daerah.

Kinerja BPR Sanggam dalam setiap tahunnya terus meningkat, jika dilihat dari aset pada 2018 sebesar Rp13,72 miliar, kemudian meningkat jadi Rp15,16 miliar pada 2019.

Sementara itu, penyaluran kredit pada 2018 sebesar Rp10,08 miliar, meningkat menjadi Rp10,54 miliar pada tahun 2019, dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun pada 2018 sebesar Rp3,32 miliar juga meningkat pada 2019 menjadi Rp4,55 miliar.

Pewarta: .

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020