Amuntai, (Antaranews Kalsel) - Petani budidaya ikan keramba di Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, setiap tahun rugi akibat budidaya yang mereka kembangkan banyak yang mati akibat perubahan kondisi Sungai Balangan yang keruh karena erosi di hulunya.


Salah seorang petani keramba di Desa Tangga Ulin Hulu, Gazali Rahman, di Amuntai, Jumat, menuturkan, akibat air sungai Balangan yang sering berubah warna menjadi keruh, mengakibatkan sebagian besar ikan nila yang dibudidayakannya dalam keramba mati.

"Setiap tahun air sungai bisa keruh hingga tiga sampai lima kali, kalau sudah begitu biasanya cukup banyak ikan nila di keramba yang mati," katanya.

Berubahnya warna air Sungai Balangan ini, kata Gazali, bisa diakibatkan erosi yang terjadi di hulu sungai akibat seringnya penebangan pohon dan kurangnya penghijauan.

Namun bercermin dari kasus yang terjadi beberapa tahun lalu, katanya perubahan warna Air Sungai Balangan menjadi kecoklatan juga bisa disebabkan pencemaran limbah industri.

Akibatnya pihak perusahaan yang dituding menjadi penyebab pencemaran sungai harus membayar ganti rugi kepada para petani.

Hingga kini, terangnya masih ada petani keramba yang menuntut bantuan kepada pihak perusahaan, apabila ikan keramba milik mereka banyak yang mati akibat perubahan air sungai

Gazali sendiri melihat perubahan air sungai yang kerap terjadi akhir-akhir ini, disebabkan erosi atau pengikisan permukaan tanah oleh air hujan di daerah hulu sungai akibat gundulnya lahan.

Jika warna air sungai sudah berubah kecoklatan, para petani keramba biasanya terpaksa mengamankan sisa ikan yang belum mati ketempat penampungan yang aman menunggu hingga kondisi air sungai normal kembali.

Sedangkan untuk penyakit ikan, katanya sangat jarang terjadi, jika pun ada hanya satu kali dalam setiap tahun.

Untungnya melalui pembentukan Kelompok Pembudidaya Ikan (pokdakan), kesulitan petani mengatasi kerugian akibat matinya ikan di keramba ini, bisa diatasi melalui kerjasama kelompok dan bantuan instansi terkait dalam kegiatan budidaya.

Gazali yang juga Sekretaris Pokdakan "Karya Bersama" Desa Tangga Ulin Hulu, mengaku sangat terbantu dengan adanya sejumlah program pusat dan propinsi dalam membantu petani pembudidaya ikan seperti bantuan bibit, pakan dan lainnya.

Bahkan pokdakan ini pada 2013 kemaren, berhasil menjuarai lomba penilaian pokdakan untuk kategori budidaya Nila dalam keramba tingkat Kalimantan Selatan.

Kepala Seksi Budidaya Perikanan pada Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskannak) Kabupaten HSU, Sri Yulia Rahman mengatakan, setiap tahun hampir semua Pokdakan mengajukan proposal bantuan.

"Namun kita tinjau terlebih dahulu, hanya pokdakan aktif dan terdaftar yang kita fasilitasi mendapat bantuan propinsi maupun pusat," terangnya.

Itu pun, lanjut dia dari Dinas Perikanan dan Kelautan, akan kembali meninjau kelayakan pokdakan yang disusulkan sehingga dari Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten HSU tidak bisa sembarangan mengusulkan Pokdakan yang berhak mendapat bantuan.

Yulia menyayangkan sering kali muncul pokdakan dadakan yang mengejar keuntungan sesaat apabila ada program bantuan atau rekomendasi politis pihak pihak tertentu.

Meski demikian, Ia menegaskan sebelum bantuan diberikan dari tim pusat maupun propinsi biasanya akan meninjau terlebih dahulu kondisi Pokdakan yang diusulkan kabupaten/kota sehingga bantuan yang disalurkan lebih tepat sasaran.

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014