Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kalimantan Selatan Brigjen Pol Mohamad Aris Purnomo mengingatkan jika jalur darat cukup rawan dalam penyelundupan narkotika di daerah itu.

"Jalur darat ini kan sulit dideteksi karena bebasnya lalu lintas kendaraan antar provinsi. Beda halnya jalur laut dan udara ada pemeriksaan petugas di bandara dan pelabuhan," kata Aris di Banjarmasin, Sabtu.

Diakui dia, gempuran jaringan pengedar narkotika antar negara yang bersumber dari Malaysia kerap menjadikan Pulau Kalimantan termasuk Kalimantan Selatan jadi targetnya.

"Tentunya pintu masuk perbatasan antar negara harus lebih ketat lagi pengawasannya. Selebihnya, kami harapkan razia kendaraan yang dilakukan polisi juga dapat menekan upaya penyelundupan barang haram ini," tutur jenderal bintang satu itu.
Brigjen Pol Mohamad Aris Purnomo saat menghadiri press rilis pengungkapan 300 kilogram sabu-sabu di Polda Kalsel. (ANTARA/Firman)


Aris pun mengapresiasi atas keberhasilan Direktorat Reserse Narkoba Polda Kalsel yang dapat mengungkap penyelundupan 300 kilogram sabu-sabu pada 6 Agustus 2020 lalu yang diketahui menggunakan jalur darat dari Malaysia masuk ke Kalimantan Utara.

Bahkan sebelumnya juga digagalkan penyelundupan 208 kilogram sabu-sabu dan 53.969 butir ekstasi pada 11 Maret 2020 dengan modus serupa yaitu jalur darat.

"Kami merasa sangat berbahagia dan terbantu dengan kinerja Polda Kalsel dalam pemberantasan peredaran narkotika. Diketahui jika BNNP keterbatasan sumber daya, sehingga li,Polda ibarat kata jadi satuan pemukul yang kami andalkan juga," tandas Aris yang pernah menjabat Wakapolda Sulawesi Tengah.

Di sisi lain, BNNP Kalsel terus meningkatkan upaya pencegahan dan mendorong program rehabilitasi dapat berjalan sesuai target yang diharapkan pemerintah melalui peran serta seluruh stakeholder dan masyarakat dalam edukasi bahaya narkoba.  

Pewarta: Firman

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020