Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) yang juga Ketua Badan Sosialisasi Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, H Syaifullah Tamliha, menyampaikan mengenal dekat semasa hidup Dr KH Idham Chalid yang telah banyak mengajarkan kemandirian dan berupaya meningkatkan perekonomian umat.

Ia mengatakan, upaya untuk menciptakan kemandirian dan mengupayakan peningkatan perekonomian umat, khususnya warga Nahdatul Ulama (NU) di mana beliau sebagai Ketua Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU), maka ia bersama-sama KH Idham Chalid mendirikan Yayasan Pusat Investasi Bisnis Pemuda dan Santri.

"Tujuan pendirian yayasan ini sebenarnya sangat baik, dengan pemikiran beliau bahwa sudah saatnya Jemaah NU merubah kehidupan ekonomi dan kesejahteraannya, karena bagaimanapun ini menjadi tuntutan zaman dan perkembangan kesejahteraan warga NU lebih utama," katanya, dalam sambutan sosialisasi dan peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-98 KH Idham Chalid, di Cisarua, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, Kamis (27/8).

Baca juga: Sosialisasi empat pilar dan Harlah KH Idham Chalid terapkan protokol kesehatan

Selain itu, tujuan lainnya agar eksistensi NU bisa bertahan lebih lama, supaya nantinya NU tidak selalu menjadi peminta-minta dengan pemerintah apabila ada melaksanakan kegiatan,  hal ini bisa terwujud apabila peningkatan ekonomi warga NU tentu harus lebih baik, dan yayasan ini didirikan di masa orde baru.

Pihaknya bersyukur, di masa berdirinya yayasan ini mendapatkan sambutan baik dari Presiden RI Soeharto, dan beberapa kali melaksanakan pelatihan kewirausahaan dan setiap peserta yang mengikuti pelatihan di yayasan ini mendapatkan bantuan dari pemerintah sejumlah Rp40 juta yang bersumber dari Bank Nasional Indonesia (BNI) sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Bantuan ini diambil dari kewajiban BUMN untuk menyisihkan keuntungannya sebesar enam persen, yang harus diberikan untuk kesejahteraan rakyat, dan bila dibandingkan dengan nilai nominal Rupiah sekarang bantuan Rp40 juta tersebut senilai dengan Rp400 juta, dimanfaatkan untuk pengembangan usaha masing-masing peserta pelatihan.

"Alhamdulillah sekarang dari sebagian besar peserta pelatihan yang menerima bantuan tersebut sudah sukses dan kaya, dan bisa berkontribusi untuk kemajuan umat dan daerah mereka masing-masing, dan adanya bantuan tersebut tentu tidak terlepas dari hubungan baik dari Ketua PBNU dengan pemerintah," katanya, yang terlibat langsung dalam yayasan semasa aktif sebagai aktifis PB PMII bersama H Abdul Muhaimin Iskandar.

Baca juga: Sosialisasi empat pilar, Syaifullah Tamliha ajak lanjutkan perjuangan KH Idham Chalid

Menurut dia, KH Idham Chalid berpesan pula pada dirinya menjadi politisi mesti memiliki kemampuan finansial atau berduit lebih dahulu, karena apabila tidak memiliki kemampuan finansial rentan menjadi sekedar "Jongos-jongos Politik",  atau suruhan atau dibayar oleh pihak lain sehingga tidak akan bisa mandiri.

Perhatian dan kepedulian KH Idham Chalid terhadap kemajuan umat sewaktu menjadi Ketua PBNU, juga dilakukan dengan penggunaan gaji beliau waktu itu sebagai pejabat di kementerian sebesar Rp5 juta yang dihabiskan untuk biaya pembelian Prangko, jadi sebagai gaji sebagai pejabat tersebut habis untuk membeli prangko atau keperluan surat menyurat di kantor PBNU.

Berbeda dengan zaman sekarang, hubungan dan komunikasi bisa mudah dijalin dengan media sosial seperti dengan chating atau email, mudah membagikan informasi yang bermanfaat dengan cepat, kalau dulu masih menggunakan prangko dan keperluan kantor PBNU memerlukan biaya rutin Rp5 juta dari gaji beliau.

"Dan memang kata beliau setiap zaman ada orangnya, dan setiap orang ada zamannya, dan di zaman beliau telah berkiprah secara maksimal, semoga kita bisa meneladani dan melanjutkan perjuangan beliau, untuk pengabdian kepada bangsa dan negara, terkhusus untuk kemajuan dan eksistensi organisasi NU," katanya.

Pewarta: Fathurrahman

Editor : Gunawan Wibisono


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020