Kepala Stasiun Klimatologi Banjarbaru Guruh Tjiptanto, menyampaikan untuk Sekolah Lapang Iklim (SLI) Operasional tahun ini untuk pertama kali dilaksanakan di Kalimantan Selatan, yakni di Desa Samuda, Kecamatan Daha Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS).
Ia mengatakan, SLI sebenarnya telah dimulai sejak 2011 lalu, tapi biasanya yang diundang para penyuluh pertanian dan pengamat hama tanaman, dan tahun ini terpilih dua mitra penggiat pertanian, Salah satunya Kelompok Tani (Poktan) Harakat, Desa Samuda dan satunya Poktan di Banjarbaru.
"Kami dari Stasiun Klimatologi Banjarbaru mewakili Badan Meteologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bersama-sama Dinas Pertanian (Distan) HSS, para penyuluh dan pengamat hama melakukan pendampingan dari usaha pertania yang akan dilakukan," katanya, di Samuda, Selasa (11/8).
Baca juga: Unik tanam perdana musim kemarau, Sekolah Lapang Iklim di Desa Samuda
Diijelaskan dia, pendampingan ini tidak hanya tahun ini, tapi direncanakan akan berkelanjutan dua hingga tiga tahun mendatang, besar harapan agar Poktan Harakat bisa pioner atau contoh di kalsel dalam komuditas pangan padi di lahan padi di lebak rawa.
Dari sisi materi pihaknya tidak banyak yang diberikan, tapi bentuk pendampingan berupa pengetahuan yang dianggap langka dan merupakan harta tidak ternilai dalam mengawal usaha tani ini.
Diharapkan melalui SLI Operasional maka usaha tani akan lebih meningkat, terhindar dari gagal panen dan efektif dalam pengelolaannya, seperangkat modem untuk komunikasi dengan pihaknya akan diberikan sebagai bantuan.
Baca juga: Bupati HSS instruksikan para pejabat beli beras sehat produksi lokal
"Modem berfungsi untuk pendampingan berkelanjutan sebagai bentuk alat komunikasi, karena apabila para petani ingin berkomunikasi langsung dengan mengunjungi pihaknya ke kantor di Banjarbaru akan membutuhkan waktu lama sekitar empat jam," katanya.
Ditambahkan dia, adanya modem ini supaya tetap menjalin silaturrahmi dan komunikasi, baik para petani, penyuluh pertanian, pengamat hama, dan ke depan pemerintah daerah melalui Distan HSS dapat mengupayakan kerjasama dengan penyedia jasa internet, utamanya untuk kebutuhan kouta.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
Ia mengatakan, SLI sebenarnya telah dimulai sejak 2011 lalu, tapi biasanya yang diundang para penyuluh pertanian dan pengamat hama tanaman, dan tahun ini terpilih dua mitra penggiat pertanian, Salah satunya Kelompok Tani (Poktan) Harakat, Desa Samuda dan satunya Poktan di Banjarbaru.
"Kami dari Stasiun Klimatologi Banjarbaru mewakili Badan Meteologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bersama-sama Dinas Pertanian (Distan) HSS, para penyuluh dan pengamat hama melakukan pendampingan dari usaha pertania yang akan dilakukan," katanya, di Samuda, Selasa (11/8).
Baca juga: Unik tanam perdana musim kemarau, Sekolah Lapang Iklim di Desa Samuda
Diijelaskan dia, pendampingan ini tidak hanya tahun ini, tapi direncanakan akan berkelanjutan dua hingga tiga tahun mendatang, besar harapan agar Poktan Harakat bisa pioner atau contoh di kalsel dalam komuditas pangan padi di lahan padi di lebak rawa.
Dari sisi materi pihaknya tidak banyak yang diberikan, tapi bentuk pendampingan berupa pengetahuan yang dianggap langka dan merupakan harta tidak ternilai dalam mengawal usaha tani ini.
Diharapkan melalui SLI Operasional maka usaha tani akan lebih meningkat, terhindar dari gagal panen dan efektif dalam pengelolaannya, seperangkat modem untuk komunikasi dengan pihaknya akan diberikan sebagai bantuan.
Baca juga: Bupati HSS instruksikan para pejabat beli beras sehat produksi lokal
"Modem berfungsi untuk pendampingan berkelanjutan sebagai bentuk alat komunikasi, karena apabila para petani ingin berkomunikasi langsung dengan mengunjungi pihaknya ke kantor di Banjarbaru akan membutuhkan waktu lama sekitar empat jam," katanya.
Ditambahkan dia, adanya modem ini supaya tetap menjalin silaturrahmi dan komunikasi, baik para petani, penyuluh pertanian, pengamat hama, dan ke depan pemerintah daerah melalui Distan HSS dapat mengupayakan kerjasama dengan penyedia jasa internet, utamanya untuk kebutuhan kouta.
Editor : Hasan Zainuddin
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020