Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Eksportir udang diminta memanfaatkan masih kuatnya nilai dolar Amerika Serikat, dengan melepas stok komoditi tersebut yang disimpan dalam gudang pendingin (cold storage).


"Lepas sekarang, sebab belum tentu lusa dolar AS masih sekuat sekarang. Meski harga udang di pasar internasional sedang turun," kata Anggota DPR-RI Habib Nabiel Almusawa dalam keterangan pers kepada wartawan di Banjarmasin, Selasa malam.

"Dengan kurs dolar yang sedang kuat seperti sekarang, para eksportir bisa menerima uang dalam bentuk rupiah lebih banyak," lanjut alumnus Institut Pertanian Bogor (IPB) Jawa Barat itu.

Saran politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengomentari laporan tentang sikap eksportir udang yang memilih menahan stok di gudang pendingin ketimbang mengekspor karena harga di pasar internasional sedang jatuh.

Ia mengungkapkan, Asosiasi Pengusaha Pengolahan & Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) melaporkan, dibandingkan bulan Januari, harga udang internasional pada saat ini turun berkisar antara 20-30 persen.

Sebagai contoh, harga udang jenis vannamei tail-on di level internasional jatuh hingga 5,50 dolar AS/pon untuk ukuran 41 ekor/pon dan 8,15 dolar AS/pon untuk 16 ekor/pon. Sementara untuk jenis tail-off hanya mencapai 8,40 dolar AS/pon untuk ukuran 16 ekor/pon.

Kondisi pasar internasional tersebut membuat eksportir memilih menahan stok udang karena penurunan harga mereka prediksi berlangsung sementara, tambahnya, dampaknya gudang pendingin menjadi penuh dan tidak lagi bisa menyerap hasil panen.

"Kalau yang terjadi sebaliknya bagaimana? Eksportir justru akan rugi bila nanti harga internasional stagnan, bahkan turun dan nilai dolar AS yang diprediksi melemah pascapemilihan prsiden (Pilpres) RI," tuturnya.

Menurut wakil rakyat asal Kalimantan Selatan itu, hal lain yang tidak kalah penting dari melepas stok adalah menjaga keberlanjutan produksi udang budidaya.

"Dengan melepas stok berarti gudang pendingin kosong. Kekosongan ini bisa kembali diisi dari hasil panen para pembudidaya udang. Hal ini tentu membuat para produsen udang itu tetap bersemangat dalam berusaha," paparnya.

Kalau para produsen itu bersemangat, menurut dia, maka akan selalu ada stok udang untuk diekspor. "Bila demikian, kan eksportir juga yang untung," katanya.

"Jadi dalam jangka panjang, kalau eksportir mau tetap untung, maka buatlah produsen juga untung. Hilir akan untung bila hulunya juga untung," katanya.

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014