PT PP (Persero), BUMN konstruksi dan investasi, optimistis dapat menyelesaikan pekerjaan pembangunan Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang, Jawa Barat, sesuai dengan target yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

“Perseroan bersama perusahaan konstruksi lainnya optimistis dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Per tanggal 3 Agustus 2020, progres pembangunan konstruksi terminal dan peti kemas telah mencapai 77,38 persen dan progres pembangunan jalan akses yang telah mencapai 93,56 persen. Sehingga Pemerintah dapat segera melakukan Soft Opening atas beroperasinya sebagian dari aktivitas di Pelabuhan Patimban,” ujar Direktur Utama PT PP Novel Arsyad dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.

Pernyataan tersebut disampaikan saat dirinya menerima Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan rombongan yang mengunjungi kemajuan pembangunan Pelabuhan Patimban.

Baca juga: Isu BUMN merevisi standar layanan informasi publik

PT PP diberikan kepercayaan oleh pemerintah untuk membangun proyek infrastruktur terbesar di Indonesia Pelabuhan Patimban untuk mengerjakan tiga paket dari pembangunan dan pengembangan proyek pelabuhan tersebut.

Paket 1 adalah konstruksi terminal dimana perseroan membentuk konsorsium bersama Penta-Rinkai-TOA-WIKA dengan total nilai kontrak sebesar Rp6 triliun. Paket 3 konstruksi jembatan penghubungan melalui Joint Operation bersama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) dengan total nilai kontrak sebesar Rp524 miilar, dan Paket 4 membangun akses jalan dengan membentuk Joint Venture bersama Shimizu–BCK dengan total nilai kontrak sebesar Rp1,12 triliun.

Proyek pembangunan dan pengembangan Pelabuhan Patimban diharapkan oleh Pemerintah Indonesia dapat menjadi sebuah pelabuhan besar nantinya. Proyek pembangunan terminal yang mulai dikerjakan bulan Oktober 2018 oleh Konsorsium Penta-Rinkai-TOA-PPWIKA diharapkan dapat dilakukan soft opening pada bulan November tahun ini.

Saat ini progres pembangunan proyek Terminal Patimban telah mencapai 77,38 persen di mana dermaga peti kemas seluas 420 meter x 34 meter tersebut memiliki kapasitas 250.000 TEUs dengan area reklamasi seluas 60 hektare.

Baca juga: Erick miliki konsep besar bagi BUMN di luar negeri

Adapun lingkup pekerjaan yang dilakukan oleh konsorsium tersebut mencakup antara lain Car Berth, Container Bert, Car Terminal, Temporary Admi Area & Temporary Car Terminal, Truck Waiting Area, Container Terminal, Roack Work – North Bund, Utiliy Building Work, Temporary Admi Building Work, dan akses area.

Selain pekerjaan proyek pembangunan terminal di paket 1, perseroan bersama WIKA membangun jembatan penghubung sepanjang 1 kilometer dengan target penyelesaian pekerjaan di bulan Desember 2021. Pekerjaan pembangunan jembatan penghubung tersebut masuk dalam pekerjaan paket 3 yang mulai dikerjakan sejak bulan April 2020.

"Pembangunan jembatan penghubung tersebut akan menjadi akses utama penghubung badan pelabuhan dengan jalan akses dan back up area," kata Novel Arsyad.

Selain mengerjakan paket 1 dan 3, perseroan yang terbentuk dalam JV dengan dengan Shimizu-BCK juga ditunjuk oleh pemerintah untuk mengerjakan paket 4, yaitu jalan akses. Proyek pembangunan jalan akses yang telah dikerjakan sejak bulan Oktober 2018 tersebut memiliki panjang 8,2 kilometer.

"Saat ini, progres pembangunan jalan akses tersebut telah mencapai 93,56 persen dan ditargetkan dapat diselesaikan pada bulan Desember tahun ini," tambahnya.
 

Pewarta: Ahmad Wijaya

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020