Banjarmasin,  (Antaranews Kalsel) - Anggota komisi DPR-RI Habib Nabiel Almusawa berpendapat, kalau dolar Amerika Serikat terus menguat, maka bisa menguntungkan para petani secara maksimal.


"Patani dan pengusaha pertanian mestinya memperoleh untung maksimal disaat nilai dolar AS menguat belakangan ini," ujarnya dalam keterangan pers kepada wartawan di Banjarmasin, Kamis malam.

"Keuntungan itu terutama bagi mereka yang bergerak pada komoditas ekspor atau komoditas yang dipasarkan di dalam negeri yang selama ini tersaingi komoditas sejenis impor," lanjut legislator asal daerah Kalimantan Selatan itu.

Sebagai contoh petani dan pengusaha sawit ekspor, tambahnya, meski harga dalam dolar tidak berubah tetapi mereka menerima uang dalam bentuk rupiah lebih banyak.

Demikian juga dengan komoditas yang di pasar dalam negeri selama ini tersaingi oleh komoditas sejenis impor, seperti jeruk dan apel.

"Dengan tingginya nilai dolar tentu akan berdampak pada semakin mahalnya jeruk dan apel impor. Petani jeruk lokal dan apel Malang, Jawa Timur mestinya melihat peluang ini dan bisa untung lebih banyak," paparnya.

Pendapat politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengomentari menguatnya nilai dolar AS ke titik Rp12 ribu/dolar.

Lebih jauh alumnus Institut Pertanian Bogor (IPB) Jawa Barat itu meminta, agar Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan membantu memfasilitasi petani agar mendapatkan untung yang maksimal.

"Kan tidak sulit, tinggal buat insentif dan aturan agar produk lokal bisa segera diserap di luar sana. Selama ini kan alasannya harga di luar negeri lebih murah, nah sekarang tidak ada alasan lagi!," katanya.

"Terlebih ketika nilai dolar menguat seperti saat ini, usahakan agar mereka (Petani dan pengusaha pertanian) bisa mendapat untung maksimal," tambahnya.

Untuk komoditas ekspor, menurut wakil rakyat yang menyandang gelar insinyur dan magister bidang pertanian itu, misi pemerintah bukan hanya mengusahakan keuntungan maksimal untuk petani, tapi juga bekerja keras membuat neraca perdagangan Indonesia menjadi surplus.

"Dengan menguatnya dolar, barang-barang impor akan mahal dan karenanya impor akan berkurang. Kini saatnya meningkatkan kinerja ekspor untuk mencapai surplus perdagangan," demikian Habib Nabiel.

Pewarta: Oleh Syamsuddin Hasan

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014