Bupati Hulu Sungai Selatan (HSS) H Achmad Fikry, menyampaikan telah menandatangani nota kesepakatan antara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) HSS dengan Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).

Ia mengatakan, tindak lanjut dari nota kesepakatan atau kerjasama ini dalam bentuk pelatihan dalam rangka penguatan ekonomi daerah, budidaya cabai dan bawan merah dan diharapkan kegiatan tersebut akan memberi manfaat yang besar kepada para petani dan masyarakat di HSS.

“Sebagaimana telah disampaikan bahwa kerjasama dengan BI ini sudah beberapa kali, yang pertama dulu di Telaga Langsat dan dibangunkan semacam tempat transaksi cabai," katanya, di Durian Rabung, Selasa (21/7).

Baca juga: Kembangkan budidaya cabai dan bawang merah HSS, BI Kalsel dan pemkab kerjasama

Dijelaskan dia, bersyukur dapat mengendalikan inflasi dan termasuk juga bisa mensejahterakan petani cabai, itu karena diintervensi kemampuannya BI, termasuk dibantu permodalan melalui perbankan.

Kalau dulu itu petani itu tergantung pada pihak ketiga dari pertama beli bibit, pengolahan lahan itu pada saat panen harga menentukan si pemberi modal, namun sekarang dengan pihak perbankan dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan lain-lain persoalan bisa diatasi.

Kepada peserta pelatihan diingatkan jangan pernah berpikir untuk mendapat modal yang cepat tetapi menyulitkan, lambat sedikit tidak apa, pengajuan peminjaman permodalan diperbankan memang ada proses.

"Masyarakat Malilingin dan Madang seandainya butuh permodalan ada perbankan, silahkan gunakan KUR dengan bunga sangat rendah hanya enam persen, makanya seandainya pada saat pengembangan usaha pertanian ini nantinya perlu modal hubungi pihak perbankan," katanya.

Baca juga: Jaringan irigasi Gumbil, Telaga Langsat aliri 550 hektare sawah

Menurut dia, sesuai visi pembangunan di Kabupaten HSS lima tahun yang tinggal tiga tahun lebih sedikit akan mengembangkan organik, padi organik dan lain-lainnya jadi tidak bergantung dengan pupuk dari luar.

Menanam dengan dukungan pupuk buatan sendiri yaitu dari kotoran binatang dari sapi dan lain-lain bisa diolah, maka mendukung itu diperlukan keterampilan dan kemauan yang kuat, serta tidak ada yang instan semuanya butuh proses.

Ditambahakan dia, selama proses pelatihan baik di ruangan maupun di lapangan itu tetap mematuhi protokol kesehatan, masker dipakai, cuci tangan pakai sabun dan selalu jaga jarak, sebab data dari analisa gugus tugas COVID-19 pusat, cluster bergerak sekarang pada tempat kerja, jadi jangan sampai tempat pelatihan jadi cluster.

Pewarta: Fathurrahman

Editor : Gunawan Wibisono


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020