Panen padi varietas lokal Siporang Sipirok, di Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, mencapai hasil 8,56 ton per hektare.

"Ada peningkatan sekitar 20 persen bila di banding panen periode sebelumnya yang hanya berkisar 6,6 ton per hektare," kata Kepala Seksi Data dan Informasi Dinas Pertanian Tapanuli Selatan, Yenni Lubis di Sipirok, Sabtu, didampingi Petugas penyuluh Lapangan (PPL) Baringin Rahdian Pakpahan

Gabah kering panen yang 8,56 ton per hektare tersebut, lanjut dia, didapat setelah menggunakan pupuk non-subsidi urea 50 kg dan Amapos 50 kg. Pemupukan pertama umur 45 hari setelah tanam dan super vit 3 kg setelah padi umur 90 hari setelah tanam.

Hal itu, kata dia, sesuai arahan Pemprov Sumatera Utara untuk menjaga atau mempertahankan hasil yang maksimal. Petani pun diharapkan mengubah jarak tanam dengan sistem legowo 4:1.

"Jumlah rumpun akan lebih banyak dibanding dengan yang dilakukan petani sekarang dengan sistem teras 20 cm×35 cm," katanya.

Dinas Pertanian Tapanuli Selatan berharap dengan selesainya panen tersebut, petani terus menanam padi untuk menggenjot luas tambah tanam dalam rangka mendukung ketahanan pangan.

Hal itu perlu dilakukan di tengah pandemi COVID-19 serta mendukung visi misi Tapanuli Selatan mewujudkan masyarakat yang sehat, cerdas, dan sejahtera.

Hasil panen varietas padi lokal Siporang Sipirok ini juga boleh dikatakan tidak kalah dengan varietas padi yang berasal dari luar lainnya, seperti Ciherang, Inpari, Mikongga, IR 64.

Pewarta: Juraidi dan Kodir

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020