Amuntai, (Antaranews Kalsel) - Guru pengawas Ujian Nasional diharapkan tidak berlebih-lebihan dalam melaksanakan tugas pengawasan terhadap siswa dan menghindari sikap arogan karena berada pada posisi sebagai pengawas.

"Bagaimana pun para siswa adalah anak didik kita yang harus kita bantu secara proporsional, sehingga mereka bisa menyelesaikan ujian dengan lancar," kata Ketua Sub Rayon Amuntai Tengah Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Ahyat di Amuntai, Rabu.

Keberadaan guru pengawas, kata dia, ikut menentukan keberhasilan peserta dalam mengerjakan ujian nasional, untuk membimbing mereka dalam mengikuti setiap petunjuk yang sesuai dalam pelaksanaan ujian akhir nasional tersebut.

Kepala Bidang Bina Pendidikan SMP, SMA dan SMK pada Dinas Pendidikan (Disdik) Hulu Sungai Utara, HM Yunus mengatakan, pada pelaksanaan ujian nasional mendatang, selain keberadaan guru pengawas yang dikirim pihak sekolah, juga ada petugas pengawas independen.

Petugas pengawas independen yang ditunjuk kali ini adalah dari Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP), masing-masing sekolah ditempatkan dua pengawas independen.

"Kalau pada UN SLTA kemaren pengawas independennya dari Perguruan Tinggi, kalau tingkat SLTP pengawasnya berasal dari LPMP," kata Yunus.

Posisi pengawas independen ini, tambah dia, hanya mengawasi pelaksanaan UN SMP/MTs di sekolah secara umum dan tidak memiliki kewenangan untuk masuk ke ruang kelas seperti guru pengawas.

Yunus berharap semua guru pengawas memiliki berkas mengenai Prosedur Operasional Standar (POS) UN, sehingga mengetahui peraturan terkait tugas pengawasan.

Pada POS UN tersebut, lanjutnya, dicantumkan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan siswa ketika berada di ruang ujian, seperti membawa hp, kalkulator, mencontek dan lainnya.

"Sebagai pengawas, silaHkan membantu siswa agar lancar menyelesaikan ujian, namun membantu secara proporsional sesuai tugas yang digariskan POS UN," katanya.

Dia juga berharap, para guru pengawas agar berhati-hati dalam memperlakukan berkas soal UN diantaranya tidak memisahkan lembar soal dengan jawabannya, karena keduanya terpaut barcode yang sama dan susah dikenali oleh guru pengawas maupun siswa.

Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, akan memperketat pelaksanaan ujian nasional sehingga bisa berjalan dengan lebih baik dan jujur sebagaimana yang diharapkan.

Kepala Seksi Kurikulum dan Kesiswaan Bidang Pendidikan SMP, SMA dan SMK Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Kasful Anwar, mengatakan, pihaknya telah menekankan agar para pengawas lebih tegas dan disiplin saat menjalankan tugasnya.

Kepada para guru pengawas, tambah dia, nantinya akan ditekankan untuk menegakkan aturan pelaksanaan UN dan melarang siswa membawa peralatan seperti handphone, kalkulator dan melakukan pengawasan dengan benar.

Ia mengakui, jika kedisiplinan guru pengawas masih kurang, sehingga masih ditemukan beberapa pengawas yang membiarkan siswa peserta UN membawa peralatan yang dilarang, bahkan mencontek saat ujian dengan bebasnya tanpa teguran atau sanksi dari guru pengawas.

Berdasarkan data dinas pendidikan, pada ujian nasional 2014 yang dilaksanakan pada 5-8 Mei akan diikuti sebanyak 1.049 siswa SMP dan 2.059 siswa Madrsyah Tsanawiyah di Kabupaten HSU, termasuk diantaranya delapan siswa SMP Luar biasa di Kelurahan Sungai Malang.

Berkas soal UN, tambah dia, akan tiba di Kabupaten HSU seminggu sebelum pelaksaan UN yang langsung dikirim ke Markas Kepolisian Resort untuk diamankan menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti adanya kebocoran soal. 

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014