Oleh Imam Hanafi
Kotabaru, (Antaranews.Kalsel) - Sejumlah atlet dan pelatih peraih medali dalam Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) IX Kalimantan Selatan asal Kabupaten Kotabaru, Kalsel, mengancam akan berunjuk rasa ke kantor pemda setempat menuntut bonus yang hingga kini belum direalisasikan.
Pelatih cabang olahraga Panjat Dinding, Hamzah Pansuri, di Kotabaru, Kalsel, Minggu mengatakan, pihaknya sudah sering kali menerima informasi bahwa peraih medali pada Poprov IX di Kabupaten Banjar pada Desember 2013 itu akan mendapatkan bonus dari pemerintah daerah karena mereka dinilai telah mengharumkan nama Kotabaru.
"Dalam ajang tersebut atlet panjat tebing berhasil menyabet medali terbanyak yakni 9 emas, 10 perak dan 5 perunggu," ujarnya.
Ia memperkirakan, sudah lebih tiga kali janji bonus akan dibagi, mulai dari Januari 2014.
Akan tetapi karena uangnya belum cukup, jadi pencairannya diundur hingga Februari atau Maret, bahkan hingga April bonus tersebut juga tidak kunjung dibagi.
Padahal, lanjut dia, bonus tersebut merupakan harapan satu-satunya baginya dan rekan atlit yang kondisinya saat ini benar-benar membutuhkan menyusul belum ada pekerjaan tetap.
"Bahkan selain sudah hutang di warung yang begitu banyak, kami juga harus menjual harta berharga satu-satunya sepeda motor yang kami miliki hanya untuk bertahan hidup," terangnya.
Lebih lanjut Hamzah menyebut, informasi terakhir yang diterima bonus akan dibagi bulan Mei karena April terkendala agenda Pemilu.
Menyikapi hal tersebut atas desakan para atlit khususnya dari cabang panjat dinding dan cabang lainnya, sepakat untuk menggelar demo ke Pemkab Kotabaru jika bonus tak kunjung dicairkan. Tujntutannya agar pembagian bonus tetap dilaksanakan bulan April ini juga.
Sebelumnya Hamzah bersama dua orang atlet panjat dinding terpaksa tinggal di tempat darurat ukuran 3x6 meter di bawah dinding panjat Kompleks STIKIP Jl Perikanan menyusul musibah kebakaran yang dialaminya hingga meludeskan rumah miliknya di Desa Dirgahayu pada awal tahun lalu itu kini mengaku untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari terpaksa hutang ke warung terdekat yang hingga menumpuk sekitar Rp9 juta.
Ia mengaku sudah berkali-kali menanyakan perihal kapan pencairan bonus yang dijanjikan pemerintah daerah melalui SKPD terkait seperti Dispora, Koni maupun panitia Porprov, namun hasilnya tetap nihil, bahkan terkesan `diping-pong�.
Situasi tersebut sebut Hamzah, berdampak pada terbengkalainya sejumlah event nasional yang beberapa kali digelar, sehingga tidak bisa membawa nama baik Kotabaru ke kancah nasional khususnya cabang olahraga panjat dinding ini.
Sementara Ketua Kontingen Porprov Kotabaru, H Zainal Arifin saat dikonfirmasi mengaku sangat memahami situasi yang dialami para atlet dan pelatih. Sesuai desakan bupati dan sekda pada coffe morning, Senin (6/4) minta agar bonus segera dituntaskan dan kini masih dalam proses oleh Dinas Pemuda Olah Raga Seni dan Budaya (Dispora) dengan Badan Pengelola Keuangan dan Asset Daerah (BPKAD).
Dijelaskan Zainal, bonus yang harus disiapkan atas perolehan medali 34 emas, 45 perak dan 63 perunggu sebanyak Rp1,621 miliar, namun ketersediaan dana sesuai anggaran awal hanya sekitar Rp495 juta, sehingga masih kurang Rp1,127 miliar.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014
Kotabaru, (Antaranews.Kalsel) - Sejumlah atlet dan pelatih peraih medali dalam Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) IX Kalimantan Selatan asal Kabupaten Kotabaru, Kalsel, mengancam akan berunjuk rasa ke kantor pemda setempat menuntut bonus yang hingga kini belum direalisasikan.
Pelatih cabang olahraga Panjat Dinding, Hamzah Pansuri, di Kotabaru, Kalsel, Minggu mengatakan, pihaknya sudah sering kali menerima informasi bahwa peraih medali pada Poprov IX di Kabupaten Banjar pada Desember 2013 itu akan mendapatkan bonus dari pemerintah daerah karena mereka dinilai telah mengharumkan nama Kotabaru.
"Dalam ajang tersebut atlet panjat tebing berhasil menyabet medali terbanyak yakni 9 emas, 10 perak dan 5 perunggu," ujarnya.
Ia memperkirakan, sudah lebih tiga kali janji bonus akan dibagi, mulai dari Januari 2014.
Akan tetapi karena uangnya belum cukup, jadi pencairannya diundur hingga Februari atau Maret, bahkan hingga April bonus tersebut juga tidak kunjung dibagi.
Padahal, lanjut dia, bonus tersebut merupakan harapan satu-satunya baginya dan rekan atlit yang kondisinya saat ini benar-benar membutuhkan menyusul belum ada pekerjaan tetap.
"Bahkan selain sudah hutang di warung yang begitu banyak, kami juga harus menjual harta berharga satu-satunya sepeda motor yang kami miliki hanya untuk bertahan hidup," terangnya.
Lebih lanjut Hamzah menyebut, informasi terakhir yang diterima bonus akan dibagi bulan Mei karena April terkendala agenda Pemilu.
Menyikapi hal tersebut atas desakan para atlit khususnya dari cabang panjat dinding dan cabang lainnya, sepakat untuk menggelar demo ke Pemkab Kotabaru jika bonus tak kunjung dicairkan. Tujntutannya agar pembagian bonus tetap dilaksanakan bulan April ini juga.
Sebelumnya Hamzah bersama dua orang atlet panjat dinding terpaksa tinggal di tempat darurat ukuran 3x6 meter di bawah dinding panjat Kompleks STIKIP Jl Perikanan menyusul musibah kebakaran yang dialaminya hingga meludeskan rumah miliknya di Desa Dirgahayu pada awal tahun lalu itu kini mengaku untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari terpaksa hutang ke warung terdekat yang hingga menumpuk sekitar Rp9 juta.
Ia mengaku sudah berkali-kali menanyakan perihal kapan pencairan bonus yang dijanjikan pemerintah daerah melalui SKPD terkait seperti Dispora, Koni maupun panitia Porprov, namun hasilnya tetap nihil, bahkan terkesan `diping-pong�.
Situasi tersebut sebut Hamzah, berdampak pada terbengkalainya sejumlah event nasional yang beberapa kali digelar, sehingga tidak bisa membawa nama baik Kotabaru ke kancah nasional khususnya cabang olahraga panjat dinding ini.
Sementara Ketua Kontingen Porprov Kotabaru, H Zainal Arifin saat dikonfirmasi mengaku sangat memahami situasi yang dialami para atlet dan pelatih. Sesuai desakan bupati dan sekda pada coffe morning, Senin (6/4) minta agar bonus segera dituntaskan dan kini masih dalam proses oleh Dinas Pemuda Olah Raga Seni dan Budaya (Dispora) dengan Badan Pengelola Keuangan dan Asset Daerah (BPKAD).
Dijelaskan Zainal, bonus yang harus disiapkan atas perolehan medali 34 emas, 45 perak dan 63 perunggu sebanyak Rp1,621 miliar, namun ketersediaan dana sesuai anggaran awal hanya sekitar Rp495 juta, sehingga masih kurang Rp1,127 miliar.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014