Organisasi masyarakat Forum Persaudaraan Pemuda Sulawesi Barat (FPPS) meminta proyek pembangunan "tower" (menara) Mamuju dihentikan pemerintah daerah di kabupaten itu karena tidak penting, terlebih di saat masyarakat kesulitan akibat dampak pandemi COVID-19.

"Kami minta proyek pembagunan 'tower' Mamuju dihentikan segera dan Pemerintah Kabupaten di Mamuju jangan berpikir untuk melanjutkan pembangunannya," kata Ketua Ormas FPPS, Nirwansyah, S.IP di Mamuju, Selasa.

Ia mengatakan, proyek pembangunan "tower" Mamuju tidak penting dibandingkan kebutuhan masyarakat yang mengalami kesulitan ekonomi di tengah pandemi COVID-19.

Baca juga: Waskita serah terimakan Tower 6 RS Darurat Wisma Atlet 8 Mei

"Beban ekonomi masyarakat Mamuju penting diperhatikan karena saat ini banyak yang tidak bekerja memenuhi kebutuhan hidupnya d itengah pandemi COVID-19  ini," katanya.

Menurut dia, sebaiknya anggaran sebesar Rp30 miliar untuk pembangunan "tower" Mamuju itu dialihkan untuk membiayai bibit, pupuk, dan pengadaan sarana pertanian, yang dibutuhkan petani.

"Alihkan saja anggaran tower Mamuju, untuk pengadaan bantuan bibit pupuk serta traktor dan pompanisasi lahan pertanian apalagi sebentar lagi kemarau, jangan sampai terjadi kekeringan yang bisa menurunkan produksi pangan dan merugikan daerah ini," katanya.

Ia berharap pemerintah daerah di Mamuju tidak bermegah megah membangun tower sementara masyarakat kesulitan ekonomi.

"Ekonomi masyarakat sedang tidak berjalan normal akibat pandemi COVID-19, hendaknya pemerintah berpikir bagaimana mengatasi masalah ekonomi , khususnya masyarakat petani dan nelayan," katanya.

Baca juga: Legislatif Mediasi Penyelesaian Masalah Tower Telkomsel

Ia menyatakan bahwa masyarakat Mamuju sudah banyak memrotes pembangunan yang tidak penting bagi kelangsungan hidup masyarakat seperti proyek tower tersebut sehingga pemerintah sudah semestinya mendengarkan keluhan masyarakat.

"Pemerintah juga bisa memanfaatkan anggaran proyek tersebut untuk dialihkan bagi proyek perluasan areal pertanian di sektor tanaman padi dan palawija," demikian Nirwansyah.


 

Pewarta: M.Faisal Hanapi

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020