Komisi II Bidang Ekonomi dan Keuangan DPRD Kalimantan Selatan kembali mengecek keadaan PT Bank Kalsel atau "Banknya Urang Banua" terkait mewabahnya virus Corona (COVID-19).

"Untuk mengetahui keadaan Banknya Urang Banua tersebut pada kesempatan ke dalam daerah kali ini, kami ke Bank Kalsel Cabang Marabahan dan Pelaihari," ujar Ketua Komisi II itu yang juga Ketua Pansus II LKPj 2019, Imam Suprastowo, sebelum pengecekan, Jumat.

Marabahan (sekitar 45 kilometer barat Banjarmasin) dengan motto "kota bahalap" (bagus/baik), ibu kota Kabupaten Barito Kuala (Batola), dan Pelaihari (65 kilometer timur Banjarmasin) dengan motto "dalas hangit" ibu kota Kabupaten Tanah Laut (Tala).

"Memang sesuai tugas Pansus II membahas bidang ekonomi dan keuangan pada Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) Kepala Daerah Kalsel 2019, tapi saat kunjungan dalam daerah kali ini, kami fokus mau mengetahui keadaan Banknya Urang Banua terkait COVID-19," lanjutnya.

Sebelumnya, Komisi II DPRD Kalsel pada kesempatan kunjungan dalam daerah provinsi setempat, mendatangi Bank Kalsel Cabang Rantau, ibu kota Kabupaten Tapin, Bank Kalsel Cabang Kandangan, ibu kota Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS).

"Kesimpulan sementara dari hasil kunjungan ke Bank Kalsel Cabang Rantau (117 kilometer utara Banjarmasin) dan Bank Kalsel Cabang Kandangan (135 kilometer utara Banjarmasin), keduanya secara umum masih relatif aman, artinya pengaruh COVID-19 belum begitu tampak," tuturnya.

"Hal itu terlihat dari tingkat kemacetan kredit atau NPL, kedua cabang Banknya Urang Banua tersebut hanya sekitar satu persen paling tinggi atau masih tergolong sehat," lanjut politikus senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu menjawab Antara Kalsel.

Anggota DPRD Kalsel dua periode itu berharap, keadaan Banknya Urang Banua Cabang Marabahan dan Pelaihari tingkat NPL-nya sama atau tidak jauh beda dengan di Rantau dan Kandangan.

Sebagai contoh NPL pada Bank Kalsel Cabang Rantau 1,51 persen atau Rp4,296 miliar terdiri dari sektor produktif Rp3,3 miliar (84 persen) dan konsumtif Rp661 juta (16 persen).

Pada Bank Kalsel Cabang Kandangan NPL 1,95 persen atau Rp6,5 miliar dan Rp4,4 miliar dari sektor produktif, ungkap wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel VII/Kota Banjarbaru dan Tala tersebut.

"Namun besaran NPL pada Bank Kalsel Cabang Kandangan berasal dari kredit macet  yang sudah cukup lama yaitu Tahun 2015. Tetapi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya mengalami penurunan seiring adanya kredit-kredit yang mengarah ke lancar dan klaim-klaim yang sudah terbayar," kutip Imam.

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020