Manajemen Indocement Tunggal Prakarsa (ITP) Plan Tarjun, di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, memberdayakan masyarakat sekitar perusahaan untuk memanfaatkan eks galian tambang untuk budidaya ikan air tawar.
Management Indocement Tarjun, H Teguh Iman Basoeki, Rabu menuturkan, perusahaan terus berkomitmen menjalankan program corporate social responsibility (CSR) walaupun tentunya tetap memenuhi protokol COVID-19 dan program ini adalah termasuk dalam CSR pilar pembangunan ekonomi dan pendidikan 020.
"Budidaya perikanan keramba apung menjadi alternatif tambahan dalam memberikan nilai tambah bagi masyarakat, dan menjadi salah satu sumber ikan bagi pasar dan kebutuhan lokal,” tuturnya.
Dikatakan, sebelum program ini dilaksanakan, masyarakat terlebih dahulu dibekali dengan pelatihan budidaya keramba apung. Sehingga mereka akan mendapatkan sumber pendapatan baru untuk membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Instruktur pelatihan I Wayan Sudhiarta menjelaskan, peserta dibekali pengetahuan yang berkaitan dengan bagaimana cara memelihara ikan nila, mulai dari pembibitan, pemilihan induk sampai kepada pemeliharaan dan panen, serta cara menentukan keramba, kualitas benih yang di tabur, pakan dan kualitas air.
"Menjadi hal menarik karena media yang dipakai oleh kelompok petambak adalah areal bekas galian tambang, dan itu menjadi upaya yang baik dalam memanfaatkan bekas galian menjadi kawasan perikanan," terang dia melalui siaran pers.
Namun, perlu diingat juga tidak semua kawasan itu bisa di pergunakan tergantung dari topografi dan kualitas airnya, yang jelas syarat utamanya adalah pada air yang cocok untuk budidaya ikan nila.
Baca juga: Indocement membina Poktan bercocok tanam dengan sistem Hidroponik
Baca juga: Karyawan Indocement peduli masyarakat terdampak COVID-19
Baca juga: Indocement produksi masker libatkan penjahit binaan
Tahap awal, cukup bagus bibit ikan yang dipelihara dari 12.000 bibit yang di tebar hanya sekitar 5 persen saja tingkat kematiannya dan sisanya dapat dipertahankan sampai dengan waktu panen.
“Kita melihat tahap awal sangat bagus sekali, dan kami dari perusahaan akan terus memantau perkembangannya dalam melihat kondisinya dilapangan dan tingkat keberhasilannya tergantung dari kemauan para pelaku usahanya dan hal lainnya pasti akan menjadi perhatian agar usaha yang dijalankan dapat berhasil sesuai harapan,” jelasnya kemudian.
Seorang petambak, Mudrikah menyatakan, kenapa mereka memilih lahan eks tambang dikarenakan dari segi pembiayaan lebih murah dengan lahan yang sudah tersedia hanya bermodalkan sedikit kayu dan batang bambu serta untuk mengawasinya tidak jauh dari areal permukiman warga sehingga memudahkan.
“Kami sangat bersyukur dengan bantuan pelatihan oleh Indocement terkait dengan budidaya ikan nila dengan sistem keramba apung serta bantuan belasan ribu bibit ikannya. Apalagi ada penjelasan tentang kawasan bekas galian tambang ternyata di wilayah kami bisa di manfaatkan dan itu menjadi angin segar bagi warga petambak,” ujarnya.
Sementara Kepala Desa Serongga, Akhyar Maulana sangat apresiasi atas kegiatan yang dilakukan oleh Indocement dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam memberikan pelatihan budidaya ikan nila dengan lahan bekas galian tambang.
“Jujur saja, Indocement telah banyak membantu dan saya kira kebijakan perusahaan dengan program CSR nya pasti sangat mendukung peningkatan perekonomian masyarakat, namun bilamana nantinya masih ada kekurangan tentu akan di sinergikan dengan program kegiatan perusahaan,” imbuhnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
Management Indocement Tarjun, H Teguh Iman Basoeki, Rabu menuturkan, perusahaan terus berkomitmen menjalankan program corporate social responsibility (CSR) walaupun tentunya tetap memenuhi protokol COVID-19 dan program ini adalah termasuk dalam CSR pilar pembangunan ekonomi dan pendidikan 020.
"Budidaya perikanan keramba apung menjadi alternatif tambahan dalam memberikan nilai tambah bagi masyarakat, dan menjadi salah satu sumber ikan bagi pasar dan kebutuhan lokal,” tuturnya.
Dikatakan, sebelum program ini dilaksanakan, masyarakat terlebih dahulu dibekali dengan pelatihan budidaya keramba apung. Sehingga mereka akan mendapatkan sumber pendapatan baru untuk membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Instruktur pelatihan I Wayan Sudhiarta menjelaskan, peserta dibekali pengetahuan yang berkaitan dengan bagaimana cara memelihara ikan nila, mulai dari pembibitan, pemilihan induk sampai kepada pemeliharaan dan panen, serta cara menentukan keramba, kualitas benih yang di tabur, pakan dan kualitas air.
"Menjadi hal menarik karena media yang dipakai oleh kelompok petambak adalah areal bekas galian tambang, dan itu menjadi upaya yang baik dalam memanfaatkan bekas galian menjadi kawasan perikanan," terang dia melalui siaran pers.
Namun, perlu diingat juga tidak semua kawasan itu bisa di pergunakan tergantung dari topografi dan kualitas airnya, yang jelas syarat utamanya adalah pada air yang cocok untuk budidaya ikan nila.
Baca juga: Indocement membina Poktan bercocok tanam dengan sistem Hidroponik
Baca juga: Karyawan Indocement peduli masyarakat terdampak COVID-19
Baca juga: Indocement produksi masker libatkan penjahit binaan
Tahap awal, cukup bagus bibit ikan yang dipelihara dari 12.000 bibit yang di tebar hanya sekitar 5 persen saja tingkat kematiannya dan sisanya dapat dipertahankan sampai dengan waktu panen.
“Kita melihat tahap awal sangat bagus sekali, dan kami dari perusahaan akan terus memantau perkembangannya dalam melihat kondisinya dilapangan dan tingkat keberhasilannya tergantung dari kemauan para pelaku usahanya dan hal lainnya pasti akan menjadi perhatian agar usaha yang dijalankan dapat berhasil sesuai harapan,” jelasnya kemudian.
Seorang petambak, Mudrikah menyatakan, kenapa mereka memilih lahan eks tambang dikarenakan dari segi pembiayaan lebih murah dengan lahan yang sudah tersedia hanya bermodalkan sedikit kayu dan batang bambu serta untuk mengawasinya tidak jauh dari areal permukiman warga sehingga memudahkan.
“Kami sangat bersyukur dengan bantuan pelatihan oleh Indocement terkait dengan budidaya ikan nila dengan sistem keramba apung serta bantuan belasan ribu bibit ikannya. Apalagi ada penjelasan tentang kawasan bekas galian tambang ternyata di wilayah kami bisa di manfaatkan dan itu menjadi angin segar bagi warga petambak,” ujarnya.
Sementara Kepala Desa Serongga, Akhyar Maulana sangat apresiasi atas kegiatan yang dilakukan oleh Indocement dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam memberikan pelatihan budidaya ikan nila dengan lahan bekas galian tambang.
“Jujur saja, Indocement telah banyak membantu dan saya kira kebijakan perusahaan dengan program CSR nya pasti sangat mendukung peningkatan perekonomian masyarakat, namun bilamana nantinya masih ada kekurangan tentu akan di sinergikan dengan program kegiatan perusahaan,” imbuhnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020