Ketua Komisi II Bidang Ekonomi dan Keuangan DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) Imam Suprastowo berpendapat, pemerintah perlu memikirkan solusi peningkatan pendapatan petani, terlebih dalam situasi mewabah virus Corona atau COVID-19.

"Pasalnya dalam situasi dan kondisi COVID-19 pendapatan petani semakin terpuruk," ujar politikus senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu menjawab Antara Kalsel di Banjarmasin, Jumat.

Wakil rakyat asal daerah pemilihan (Dapil) Kalsel VII/Kota Banjarbaru dan Kabupaten Tanah Laut (Tala) itu memberikan contoh keadaan petani di provinsinya yang terdiri atas 13 kabupaten/kota yang mengalami keterpurukan pendapatan sebagai dampak wabah COVID-19.

Secara khusus lagi terhadap petani jagung di Kalsel pada umumnya mengalami penurunan pendapatan yang signifikan karena harga hasil komoditas perkebunan mereka anjlok belakangan ini dari Rp4.000/kg pipilan kering menjadi Rp2.500.

"Anjloknya harga jagung karena pabrik pakan ternak juga belakangan ini membatasi produksi. Pembatasan produksi pakan tersebut berkaitan pula dengan turunnya harga daging ayam pedaging di pasaran," tuturnya.
Pekebun kangkung di Kabupaten Tanah Laut (Tala), Kalsel tampak tetap ceria dan setia untuk memenuhi kebutuhan sayuran bagi konsumen, kendati dengan harga yang kurang menggembirakan. (Istimewa)

Contoh lain, dia menunjuk petani/pekebun sayur jenis tanaman kangkung tegak, yang oleh orang Banjar Kalsel menyebutnya kangkung Cina di Tala harga pada tingkat produsen/pekebun jauh tidak seimbang dengan di pasaran.

"Sebagai contoh dengan volume atau ukuran banyak yang sama harga kangkung Cina tersebut pada tingkat petani cuma Rp3000, sementara di pasaran Rp30.000," ungkap anggota DPRD Kalsel dua periode itu.

"Keadaan harga yang sangat murah itu cukup memukul psikologis petani karena kurang seimbang dengan biaya produksi. Oleh sebab itu, perlu solusi agar pendapatan dan kesejahteraan petani meningkat atau minimal jangan sampai terpuruk," demikian Imam Suprastowo.

 

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020