Oleh Yose Rizal

Banjarbaru,  (Antaranews Kalsel) - Solusi banjir di Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan, terhambat aktivitas pertambangan intan karena pembuangan material bekas galian tambang mempercepat pendangkalan alur sungai.

"Normalisasi alur Sungai Basung sebagai solusi banjir tidak efektif jika aktivitas pertambangan masih berjalan seperti sekarang," ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Banjarbaru Said Abdullah, Jumat.

Ia mengatakan, normalisasi alur Sungai Basung efektif mencegah banjir jika aktivitas pertambangan terutama material lumpur dan pasir tidak dibuang ke dalam alur sungai yang mengelilingi kecamatan tersebut.

Dijelaskan, jika normalisasi alur sungai tetap dijalankan maka kondisi itu tidak akan bertahan lama apabila pendulang intan masih membuang lumpur dan pasir ke sungai karena mempercepat proses sedimentasi.

"Jika alur sungai dikeruk, memang akan bertambah lebar dan dalam tetapi tidak akan bertahan lama karena lumpur dan pasir bekas aktivitas tambang dibuang ke sungai sehingga sedimentasi tinggi," ucapnya.

Ditekankan, langkah yang harus ditempuh sebelum melaksanakan normalisasi sungai sebagai solusi banjir adalah kesepakatan seluruh pihak baik penambang intan, tokoh masyarakat dan unsur terkait lainnya.

Inti kesepakatan, kata dia, setiap aktivitas pertambangan tidak boleh membuang material bekas tambang ke sungai sehingga proses sedimentasi lumpur dan pasir tidak mempercepat pendangkalan sepanjang alur sungai.

"Apabila kesepakatan itu dicapai dan dipatuhi seluruh pihak dan terus berjalan, maka saya yakin banjir di Kecamatan Cempaka teratasi. Tetapi jika tidak, normalisasi sungai tidak akan efektif," tegasnya.

Seperti diketahui, sejumlah titik di Kecamatan Cempaka terutama wilayah Kelurahan Sungai Tiung dan Cempaka selalu dilanda banjir yang merendam ratusan rumah warga jika hujan deras mengguyur kawasan setempat.

Penyebabnya tidak lain karena alur Sungai Basung tidak bisa menampung volume air hujan sehingga meluap dan menggenangi rumah-rumah warga dengan ketinggian bervariasi antara 30 centimeter hingga 1,5 meter.

Faktor utama meluapnya air Sungai Basung adalah pendangkalan alur sungai yang disebabkan aktivitas pertambangan intan karena material lumpur dan pasir bekas tambang dibuang ke sungai itu.

Banjir terakhir di kawasan itu terjadi Kamis (13/3) yang membuat puluhan rumah warga di Kelurahan Sei Tiung kebanjiran setelah selama setengah hari penuh hujan mengguyur Kota Banjarbaru dan sekitarnya.

Pewarta:

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014