Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio mengajak menteri-menteri pariwisata negara anggota G20 untuk terus bekerja sama dan menyiapkan standar baru dalam menyikapi dinamika perubahan global (new normal) akibat pandemi COVID-19 di sektor pariwisata.
Wishnutama Kusubandio saat berbicara dalam forum virtual bertajuk "The Extraordinary G20 Tourism Ministers Virtual Meeting" yang dipimpin oleh Menteri Pariwisata Kerajaan Arab Saudi Ahmed Al-Khatib selaku Ketua Forum G20 Tahun 2020, Jumat malam, mengatakan sektor pariwisata saat ini menghadapi tantangan berat imbas dari COVID-19.
Di Indonesia lebih dari 2.000 hotel tutup, hampir semua tujuan wisata, objek, dan fasilitas pariwisata terhenti dan berimbas pada para pekerja di dalamnya.
"Untuk itu Kemenparekraf RI telah dan akan terus memastikan berbagai stimulus yang dibutuhkan pekerja maupun industri pariwisata bisa terpenuhi selama masa tanggap darurat maupun pemulihan COVID-19. Bahwa tindakan cepat dan tepat harus diambil selama periode ini," kata Wishnutama.
Salah satunya melalui dukungan penyediaan sarana hotel dan transportasi bagi tenaga kesehatan, sebagai bentuk dukungan terhadap bisnis hotel dan transportasi agar tetap mempekerjakan pegawainya.
Indonesia juga telah mengambil berbagai langkah di bawah kebijakan stimulus ekonomi bernilai lebih dari 24 miliar dolar AS untuk membantu komunitas bertahan dari pandemi ini.
Wishnutama mengatakan situasi saat ini mengharuskan masyarakat untuk tetap berada di rumah guna mencegah penyebaran COVID-19. Namun harus diakui meskipun secara fisik masyarakat tertahan di rumah, pandemi ini telah menghubungkan masyarakat secara digital dengan lebih intensif dari sebelumnya.
Menparekraf yakin fenomena ini akan terus berkembang menjadi new normal yang berdampak positif bagi sektor kepariwisataan.
Untuk itu ia mendorong seluruh negara terus bekerja sama dalam menyiapkan standar baru dalam menyikapi dinamika perubahan global akibat pandemi COVID-19 di sektor kepariwisataan.
"Indonesia yakin jika seluruh negara G20 bekerja keras saling bahu-membahu dalam menghadapi pandemi COVID-19 ini, sektor kepariwisataan akan kembali membuktikan kemampuannya yang resilient menghadapi berbagai tekanan bencana serta masalah," kata Wishnutama.
"Kita harus dapat menetapkan norma-norma baru dalam menanggapi pandemi ini. Kita harus memperkuat kolaborasi untuk merumuskan dan mereformasi standar internasional, sehingga kita dapat bekerja sama dan saling membantu di semua sektor yang terkena dampak, terutama sektor pariwisata yang paling terpukul," kata Wishnutama.
Forum G20 beranggotakan 20 negara perekonomian terbesar di dunia, termasuk Indonesia. Khusus dalam the Extraordinary G20 Tourism Ministers Virtual Meeting kali ini beberapa negara tamu seperti Spanyol, Singapura, Swiss, dan Yordania, serta Pimpinan the Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), the United Nations World Tourism Organization (UNWTO) dan the World Travel & Tourism Council (WTTC) turut diundang untuk menyampaikan informasi serta langkah-langkah yang telah dilakukan masing-masing dalam menghadapi pandemi COVID-19 di bidang kepariwisataan.
Pertemuan ini bertujuan untuk memfasilitasi kerja sama dalam melindungi bisnis pariwisata, lapangan pekerjaan, dan mendukung wisatawan melalui tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
"Dibutuhkan kerja sama yang kuat untuk mendorong dunia dalam mitigasi dan pemulihan situasi. Baik selama pandemi dan pascapandemi. Indonesia siap untuk membantu, dalam merumuskan kebijakan global dan menerapkan norma dan standar baru," kata Wishnutama.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
Wishnutama Kusubandio saat berbicara dalam forum virtual bertajuk "The Extraordinary G20 Tourism Ministers Virtual Meeting" yang dipimpin oleh Menteri Pariwisata Kerajaan Arab Saudi Ahmed Al-Khatib selaku Ketua Forum G20 Tahun 2020, Jumat malam, mengatakan sektor pariwisata saat ini menghadapi tantangan berat imbas dari COVID-19.
Di Indonesia lebih dari 2.000 hotel tutup, hampir semua tujuan wisata, objek, dan fasilitas pariwisata terhenti dan berimbas pada para pekerja di dalamnya.
"Untuk itu Kemenparekraf RI telah dan akan terus memastikan berbagai stimulus yang dibutuhkan pekerja maupun industri pariwisata bisa terpenuhi selama masa tanggap darurat maupun pemulihan COVID-19. Bahwa tindakan cepat dan tepat harus diambil selama periode ini," kata Wishnutama.
Salah satunya melalui dukungan penyediaan sarana hotel dan transportasi bagi tenaga kesehatan, sebagai bentuk dukungan terhadap bisnis hotel dan transportasi agar tetap mempekerjakan pegawainya.
Indonesia juga telah mengambil berbagai langkah di bawah kebijakan stimulus ekonomi bernilai lebih dari 24 miliar dolar AS untuk membantu komunitas bertahan dari pandemi ini.
Wishnutama mengatakan situasi saat ini mengharuskan masyarakat untuk tetap berada di rumah guna mencegah penyebaran COVID-19. Namun harus diakui meskipun secara fisik masyarakat tertahan di rumah, pandemi ini telah menghubungkan masyarakat secara digital dengan lebih intensif dari sebelumnya.
Menparekraf yakin fenomena ini akan terus berkembang menjadi new normal yang berdampak positif bagi sektor kepariwisataan.
Untuk itu ia mendorong seluruh negara terus bekerja sama dalam menyiapkan standar baru dalam menyikapi dinamika perubahan global akibat pandemi COVID-19 di sektor kepariwisataan.
"Indonesia yakin jika seluruh negara G20 bekerja keras saling bahu-membahu dalam menghadapi pandemi COVID-19 ini, sektor kepariwisataan akan kembali membuktikan kemampuannya yang resilient menghadapi berbagai tekanan bencana serta masalah," kata Wishnutama.
"Kita harus dapat menetapkan norma-norma baru dalam menanggapi pandemi ini. Kita harus memperkuat kolaborasi untuk merumuskan dan mereformasi standar internasional, sehingga kita dapat bekerja sama dan saling membantu di semua sektor yang terkena dampak, terutama sektor pariwisata yang paling terpukul," kata Wishnutama.
Forum G20 beranggotakan 20 negara perekonomian terbesar di dunia, termasuk Indonesia. Khusus dalam the Extraordinary G20 Tourism Ministers Virtual Meeting kali ini beberapa negara tamu seperti Spanyol, Singapura, Swiss, dan Yordania, serta Pimpinan the Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), the United Nations World Tourism Organization (UNWTO) dan the World Travel & Tourism Council (WTTC) turut diundang untuk menyampaikan informasi serta langkah-langkah yang telah dilakukan masing-masing dalam menghadapi pandemi COVID-19 di bidang kepariwisataan.
Pertemuan ini bertujuan untuk memfasilitasi kerja sama dalam melindungi bisnis pariwisata, lapangan pekerjaan, dan mendukung wisatawan melalui tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
"Dibutuhkan kerja sama yang kuat untuk mendorong dunia dalam mitigasi dan pemulihan situasi. Baik selama pandemi dan pascapandemi. Indonesia siap untuk membantu, dalam merumuskan kebijakan global dan menerapkan norma dan standar baru," kata Wishnutama.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020