Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas percepatan penangangan COVID-19), Siti Zainab, menyampaikan saat ini terjadi penambahan jumlah Pasien Dalam Perawatan (PDP) yang dirawat di ruang isolasi dari enam menjadi delapan orang, di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Brigjend H Hasan Basry, Kandangan serta terkonfirmasi positif satu orang.

Ia mengatakan, masing-masing PDP berkode HBS-1, HBS-2, HBS-3, HBS-4, HBS-5,HBS-6,HBS-7,HBS-8 dan satu orang kasus konfirmasi dengan kode HBS-9, untuk PDP dengan kode HBS-7 dan HBS-8 merupakan pasien rujukan dari Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST).

"Kasus terkonfirmasi positif dengan pasien berkode HBS-9, laki-laki (42), dari Kecamatan Padang Batung, sebelumnya telah diakukan rapid tes namun hasilnya negatif dan tanpa gejala, lalu kemudian dilakukan tes swab sebanyak dua kali di tanggal 13 dan 14 April, dan subuh tadi kami terima hasilnya ternyata positif," katanya, saat memberikan keterangan dalam pers release, di Lobby Kantor Bupati HSS, Kamis (16/4).

Dijelaskan dia, diketahui pasien HBS-9 ini merupakan Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang sebelumnya melakukan perjalanan pulang dari di Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel) pada tanggal 22 Maret 2020 lalu, dan kondisinya stabil dan telah ditempatkan di ruang isolasi RSUD Kandangan.

Baca juga: PDP HSS bertambah menjadi enam, satu diantaranya kritis

Dengan adanya penambahan pasien yang dirawat di RSUD Kandangan sebagai salah satu RS rujukan COVID-19 di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), maka kapasitas ruangan sudah penuh, dan pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak provinsi terkait penangangan pasien, baik perlengkapan medis dan tenaga medisnya.

Adapun untuk PDP dengan kode HBS-1 dan HBS-2 juga telah keluar hasil tes swabnya negatif dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Kesehatan di Banjarbaru, mereka yang negatif COVID-19 ini sudah dipindahkan ke ruangan paru, atau tidak lagi menempati ruangan isolasi.

Direktur RSUD Kandangan, Hj Rasyidah, mengatakan agar orang yang pernah kontak dengan pasien HBS-9 ini agar bisa aktif melaporkan diri, karena bukan pihak keluarga saja berpotensi tertular tetapi yang lain juga yang pernah kontak, mereka ini tidak harus dicari namun diharapkan aktif bisa melaporkan diri untuk penangangan dan pecegahan penularan virus.

"Saat ini memang untuk rapid tes kita punya persediaan terbatas, bahkan untuk tes swab tinggal satu, masih menunggu kiriman dan belum datang, mudahan-mudahan segera tersedia karena selama lama perlengkapan tersebut belum tersedia, selama itu juga kita harus melakukan perawatan," katanya.

Bupati HSS H Achmad Fikry, mengatakan situasi perkembangan penularan virus ini sudah semakin serius, dengan adanya penambahan jumlah PDP dan ada yang terkonfirmasi positif ini maka Kabupaten HSS otomatis telah menjadi zona merah.

Baca juga: Jumlah ODP HSS menurun, belum ada kasus terkonfirmasi positif

Dijelaskan dia, yang penting kejujuran dari semua pihak karena berdasarkan data memang penularan ini berasal dari luar daerah, maka bagi mereka yang telah melakukan perjalanan agar aktif melaporkan diri, datang sendiri dengan kesadaran dan termasuk mereka yang telah melakukan perjalanan pulang dari Gowa.

Untuk ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) memang masih mencukupi, namun tenaga medis masih kekurangan dan akan dilaporkan ke pihak Pemerintah Provinsi, dengan kapasitas ruang isolasi di RSUD Kandangan hanya delapan, tentunya untuk kelebihan pasien yang dirawat ini akan dilakukan rujukan lagi untuk dikirim ke Banjarmasin.

"Dokter spesialis paru kita juga hanya satu, yakni Bapak Isa Anshori dan beliau saat ini fokus untuk penangangan perawatan pasien, jadi untuk menggantikan posisi beliau digantikan Ibu Siti Zainab sebagai juru bicara gugus tugas kita," katanya.

Turut hadir mendampingi dalam pers release Gugus Tugas percepatan penangangan COVID-19, Wakil Bupati HSS Syamsuri Arsyad dan Sekretaris Daerah HSS H Muhammad Noor.

Pewarta: Fathurrahman

Editor : Gunawan Wibisono


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020