Demi meningkatkan perekonomian petani karet, Pemerintah Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan, terus mencari solusi agar karet asal Balangan bisa memiliki harga yang lebih menguntungkan bagi para petani karet.
Meningkatkan kualitas karet merupakan salah satu solusi yang saat ini terus digali oleh Pemerintah Kabupaten Balangan, tentunya agar karet asal Bumi Sanggam terus menjadi lirikan para investor.
Melalui penelitian dan pengembangan pembeku karet dengan menggunakan Asap Cair atau Cuka Asam, disinyalir dapat lebih meningkatkan kualitas karet, sehingga kelak hasil karet Balangan akan menjadi salah satu yang memiliki kualitas dan pada akhirnya mampu meningkatkan harga karet para petani.
Asap cair atau cuka asam merupakan suatu hasil kondensasi atau pengembunan dari uap hasil pembakaran secara langsung maupun tidak langsung dari bahan-bahan yang banyak mengandung lignin, selulosa, hemiselulosa serta senyawa karbon lainnya.
Bahan baku dari pembuatan cuka asam bisa berupa bonggol jagung, tandan kelapa sawit, kayu halaban, kayu jejambuan, dan lain-lain.
Manfaat dari asap cair yakni bagi tanaman sebagai penyubur tanah, merangsang tumbuhan, menguatkan akar dan daun, untuk kesehatan sebagai bahan tambahan obat penyakit kulit, farmasi, dan lain sebagainya.
Bagi industri pangan asap cair ini berguna sebagai pengganti boraks pada pembuatan bakso, dan manfaat lainnya yakni sebagai pengawet kayu, pembeku/ koagulan takes dan pencegah bau busuk.
Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Balangan (Balitbangda) bekerjasama dengan Balai Riset dan Standarisasi Industri Kementerian Perindustrian di Banjarbaru, melaksanakan pengelitian, pengembangan dan perekayasaan di tahun 2019 yang bertujuan untuk:
a.Melakukan pembuatan alat asap cair dengan 2 (dua) sistem pemanasan yaitu dengan bahan bakar gas dan bahan bakar kayu.
b.Melakukan perbaikan proses produksi untuk meningkatkan efisiensi proses pembuatan asap cair.
c.Meningkatkan kapasitas produksi dan kualitas asap cair sehingga dapat menjangkau pemasaran yang lebih luas.
Alat pembuatan asap cair yang dihasilkan ini memiliki kelebihan yakni berbahan stainless, memakai energi bahan bakar gas dan kayu bakar, kapasitas 50 kg, suhu maksimum (keadaan kosong) 650 derajat ceslcius, suhu optimal (volume bahan maksimal) 400 derajat celcius, menggunakan kontrol suhu manual dengan 6 titik keran katup gas, waktu pembakaran kayu ada tiga tempat, waktu capai suhu optimal 127 menit.
Biaya yang diperlukan untuk pembuatan satu unit alat pembuatan asap cair adalah sekitar Rp22.065.000.
Sejauh ini petani di Balangan masih menggunakan asap cair subsidi dari Dinas Pertanian, namun subsidi ini jauh dari cukup, dalam satu tahun ada beberapa bulan para petani harus menyediakan sendiri.
Prosek penjualan asap cair menguntungkan, namun yang menjadi permasalahan disini adalah kurangnya kesadaran masyarakat untuk secara menyeluruh menggunakan pembeku lateks dari asap cair.
Hal ini menyebabkan kualitas dan harga jual dari karet beku beragam, sehingga sulit bersaing di pasar.
Hasil uji laboratorium menghasilkan, hasil pembakaran menggunakan gas dan kayu menghasilkan 4 parameter uji meliputi berat jenis, kadar air, warna dan pH.
Pembakaran menggunakan gas menghasilkan sebanyak 24 senyawa sementara itu pembakaran menggunakan kayu menghasilkan 17 senyawa.
Asap cair/ cuka asam bisa menjadi salah satu alternatif pembeku karet yang menjadi komoditas unggulan Kabupaten Balangan.
Saat ini satu pilot project alat pembuatan asap cair sudah diserahkan kepada Unit Pengolahan Pemasaran Bokar (UPPB) terpilih yakni UPPB Limpasu Indah di Desa Binjai Punggal, Kecamatan Halong.
Sejauh ini berdasarkan monev yang terakhir dilaksanakan alat telah dipergunakan dengan optimal oleh kelompok pengelola, hasil asap cair/suka asam ditampung dan dipergunakan untuk keperluan internal petani anggota UPPB Limpasu Indah karena masih tahap diseminasi ke masyarakat.
Diharapkan setelah diperoleh formula pengaplikasian yang sesuai, akan ada kegiatan pendampingan pengemasan dan pemasaran produk asap cair/ cuka asam produksi UPPB Limpasu Indah tersebut, sebagai salah satu karet unggulan yang dihasilkan oleh Balangan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
Meningkatkan kualitas karet merupakan salah satu solusi yang saat ini terus digali oleh Pemerintah Kabupaten Balangan, tentunya agar karet asal Bumi Sanggam terus menjadi lirikan para investor.
Melalui penelitian dan pengembangan pembeku karet dengan menggunakan Asap Cair atau Cuka Asam, disinyalir dapat lebih meningkatkan kualitas karet, sehingga kelak hasil karet Balangan akan menjadi salah satu yang memiliki kualitas dan pada akhirnya mampu meningkatkan harga karet para petani.
Asap cair atau cuka asam merupakan suatu hasil kondensasi atau pengembunan dari uap hasil pembakaran secara langsung maupun tidak langsung dari bahan-bahan yang banyak mengandung lignin, selulosa, hemiselulosa serta senyawa karbon lainnya.
Bahan baku dari pembuatan cuka asam bisa berupa bonggol jagung, tandan kelapa sawit, kayu halaban, kayu jejambuan, dan lain-lain.
Manfaat dari asap cair yakni bagi tanaman sebagai penyubur tanah, merangsang tumbuhan, menguatkan akar dan daun, untuk kesehatan sebagai bahan tambahan obat penyakit kulit, farmasi, dan lain sebagainya.
Bagi industri pangan asap cair ini berguna sebagai pengganti boraks pada pembuatan bakso, dan manfaat lainnya yakni sebagai pengawet kayu, pembeku/ koagulan takes dan pencegah bau busuk.
Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Balangan (Balitbangda) bekerjasama dengan Balai Riset dan Standarisasi Industri Kementerian Perindustrian di Banjarbaru, melaksanakan pengelitian, pengembangan dan perekayasaan di tahun 2019 yang bertujuan untuk:
a.Melakukan pembuatan alat asap cair dengan 2 (dua) sistem pemanasan yaitu dengan bahan bakar gas dan bahan bakar kayu.
b.Melakukan perbaikan proses produksi untuk meningkatkan efisiensi proses pembuatan asap cair.
c.Meningkatkan kapasitas produksi dan kualitas asap cair sehingga dapat menjangkau pemasaran yang lebih luas.
Alat pembuatan asap cair yang dihasilkan ini memiliki kelebihan yakni berbahan stainless, memakai energi bahan bakar gas dan kayu bakar, kapasitas 50 kg, suhu maksimum (keadaan kosong) 650 derajat ceslcius, suhu optimal (volume bahan maksimal) 400 derajat celcius, menggunakan kontrol suhu manual dengan 6 titik keran katup gas, waktu pembakaran kayu ada tiga tempat, waktu capai suhu optimal 127 menit.
Biaya yang diperlukan untuk pembuatan satu unit alat pembuatan asap cair adalah sekitar Rp22.065.000.
Sejauh ini petani di Balangan masih menggunakan asap cair subsidi dari Dinas Pertanian, namun subsidi ini jauh dari cukup, dalam satu tahun ada beberapa bulan para petani harus menyediakan sendiri.
Prosek penjualan asap cair menguntungkan, namun yang menjadi permasalahan disini adalah kurangnya kesadaran masyarakat untuk secara menyeluruh menggunakan pembeku lateks dari asap cair.
Hal ini menyebabkan kualitas dan harga jual dari karet beku beragam, sehingga sulit bersaing di pasar.
Hasil uji laboratorium menghasilkan, hasil pembakaran menggunakan gas dan kayu menghasilkan 4 parameter uji meliputi berat jenis, kadar air, warna dan pH.
Pembakaran menggunakan gas menghasilkan sebanyak 24 senyawa sementara itu pembakaran menggunakan kayu menghasilkan 17 senyawa.
Asap cair/ cuka asam bisa menjadi salah satu alternatif pembeku karet yang menjadi komoditas unggulan Kabupaten Balangan.
Saat ini satu pilot project alat pembuatan asap cair sudah diserahkan kepada Unit Pengolahan Pemasaran Bokar (UPPB) terpilih yakni UPPB Limpasu Indah di Desa Binjai Punggal, Kecamatan Halong.
Sejauh ini berdasarkan monev yang terakhir dilaksanakan alat telah dipergunakan dengan optimal oleh kelompok pengelola, hasil asap cair/suka asam ditampung dan dipergunakan untuk keperluan internal petani anggota UPPB Limpasu Indah karena masih tahap diseminasi ke masyarakat.
Diharapkan setelah diperoleh formula pengaplikasian yang sesuai, akan ada kegiatan pendampingan pengemasan dan pemasaran produk asap cair/ cuka asam produksi UPPB Limpasu Indah tersebut, sebagai salah satu karet unggulan yang dihasilkan oleh Balangan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020