Oleh Hasan Zainuddin
Banjarmasin,(Antaranews Kalsel) - Pemerintah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, akan menjadikan kawasan Desa Sungai Lulut di pinggiran kota tersebut sebagai zona perkebunan rambutan garuda (Nephelium lappaceum).
Kepala Dinas Pertanian Kota Banjarmasin Doyo Pujadi kepada wartawan di Banjarmasin, Jumat mengatakan dijadikannya kawasan Sungai Lulut zona (sentra) kebun rambutan garuda karena perkebunannya sudah ada turun temurun.
Rambutan garuda (Nephelium lappaceum) mempunyai keunggulan dibandingkan jenis rambutan lainnya dan merupakann rambutan khas lokal.
Selain rasanya yang manis, buah rambutang garuda yang besar (50,40 Gram per buah buah), daging buah yang tebal (0,65 cm), berbiji kecil (2,45 gram), dan sangat ngelotok.
Melihat keunggulan rambutan garuda tersebutlah, kata Doyo Pujadi, Wali Kota Banjarmasin Haji Muhidin saat penanaman bibit rambutan tersebut di Sungai Lulut, Kamis (6/2) kemarin meminta warga terus melestarikan kebun rambutan tersebut.
Bahkan Wali Kota meminta warga agar tidak tergiur untuk menjual lahan kebun rambutan itu jika ada pengembang atau pengusaha real estat ingin membelinya menjadinya kawasan perumahan.
Hal itu dikatakan Wali Kota mengingat keberadaan rambutan garuda sudah kian langka, kendati masih ada di pasaran tetapi harganya sudah sangat mahal.
Menurut Doyo Pujadi, Pemkot Banjarmasin berharap petani menjalin kerja sama dalam mewujudkan zona rambutan Garuda di Sungai Lulut dalam menjaga plasma nutfah atau pelestarian tanaman langka buah Kalsel itu.
Diharapkan dalam pembudidayaannya menggunakan sistem polikultur yaitu di sela-sela tanaman rambutan disemai bibit ikan haruan (gabus) karena kedepan direncanakan adanya pembangunan pabrik pengolahan ikan haruan di wilayah ini sehingga memerlukan bahan baku ikan tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014
Banjarmasin,(Antaranews Kalsel) - Pemerintah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, akan menjadikan kawasan Desa Sungai Lulut di pinggiran kota tersebut sebagai zona perkebunan rambutan garuda (Nephelium lappaceum).
Kepala Dinas Pertanian Kota Banjarmasin Doyo Pujadi kepada wartawan di Banjarmasin, Jumat mengatakan dijadikannya kawasan Sungai Lulut zona (sentra) kebun rambutan garuda karena perkebunannya sudah ada turun temurun.
Rambutan garuda (Nephelium lappaceum) mempunyai keunggulan dibandingkan jenis rambutan lainnya dan merupakann rambutan khas lokal.
Selain rasanya yang manis, buah rambutang garuda yang besar (50,40 Gram per buah buah), daging buah yang tebal (0,65 cm), berbiji kecil (2,45 gram), dan sangat ngelotok.
Melihat keunggulan rambutan garuda tersebutlah, kata Doyo Pujadi, Wali Kota Banjarmasin Haji Muhidin saat penanaman bibit rambutan tersebut di Sungai Lulut, Kamis (6/2) kemarin meminta warga terus melestarikan kebun rambutan tersebut.
Bahkan Wali Kota meminta warga agar tidak tergiur untuk menjual lahan kebun rambutan itu jika ada pengembang atau pengusaha real estat ingin membelinya menjadinya kawasan perumahan.
Hal itu dikatakan Wali Kota mengingat keberadaan rambutan garuda sudah kian langka, kendati masih ada di pasaran tetapi harganya sudah sangat mahal.
Menurut Doyo Pujadi, Pemkot Banjarmasin berharap petani menjalin kerja sama dalam mewujudkan zona rambutan Garuda di Sungai Lulut dalam menjaga plasma nutfah atau pelestarian tanaman langka buah Kalsel itu.
Diharapkan dalam pembudidayaannya menggunakan sistem polikultur yaitu di sela-sela tanaman rambutan disemai bibit ikan haruan (gabus) karena kedepan direncanakan adanya pembangunan pabrik pengolahan ikan haruan di wilayah ini sehingga memerlukan bahan baku ikan tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014