Venezuela akan menerapkan karantina di seluruh negeri setelah menemukan 16 kasus baru infeksi virus corona pada Senin (16/3), kata Presiden Nicolas Maduro.

Ia menambahkan bahwa jumlah total pasien COVID-19 di negara Amerika Selatan itu meningkat menjadi 33.

"Ini perlu, sangat diperlukan, ini adalah langkah tanggapan," kata Maduro dalam pidato yang ia sampaikan di televisi negara. "Krisis baru mulai."

Venezuela pada Senin mulai memberlakukan karantina di beberapa negara bagian, yang dikatakan Maduro sukses.

Namun, banyak orang di negara yang dilanda krisis ekonomi itu tetap saja keluar rumah. Mereka beralasan tidak mungkin tidak bekerja saat negara OPEC yang pernah makmur itu dilanda krisis ekonomi yang melumpuhkan.

Baca juga: Kasus COVID-19, dan kematian di dunia melampaui China

Maduro menambahkan bahwa negaranya akan mendapat kiriman obat-obatan dari Kuba serta peralatan pelindung dan "ribuan" alat uji dari China.

Ia mengatakan pemerintah akan mengumumkan manfaat bagi para warga, namun tidak memberikan keterangan rinci soal itu.

Harga minyak yang turun drastis dalam sepekan terakhir bisa memperburuk resesi ekonomi yang sudah berjalan enam tahun di Venezuela, negara yang tergantung pada minyak.

Baca juga: Kemensos berlakukan kerja di rumah bagi ASN cegah COVID-19

Harga anjlok itu disebabkan penurunan permintaan terkait virus corona serta perang harga antara negara produsen utama, yakni Arab Saudi dan Rusia.

Maduro mengatakan bahwa, pada tingkat harga minyak saat ini, nilai satu barel minyak Venezuela berada di bawah biaya produksi.

Dia mengatakan sudah melakukan pertemuan dengan perwakilan asosiasi industri sektor swasta terkemuka pada Senin.

"Kita perlu menjamin bahwa ekonomi tetap berjalan selama karantina," kata Maduro.

Sumber: Reuters
 

Pewarta: Tia Mutiasari

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020