Martapura, - Cabang catur berhasil menyumbang medali satu emas dua perak pada Pekan Olah Raga Provinsi (Porprov) IX di Kabupaten Banjar 7-23 Desember, setelah berjuang keras pada laga pamungkas.

Setelah perjalanan panjang sejak pembukaan Porprov IX 2013 di Kabupaten Banjar pada pertengahan bulan lalu, laga demi laga pertandingan catur dijalani para atelit tak terkecuali kontingen Kotabaru yang dipimpin langsung Tri Basuki Rachmad akhirnya berhasil menyabet medali  1 emas dan 2 perak.

Satu-satunya emas catur Kotabaru disumbangkan atas nama Rudi SST dari papan 3 catur perorangan beregu putra. Sedangkan 2 perak masing-masing dari nomor papan 5 catur standar perorangan beregu putra atas nama Fajar Alamsyah dan dari nomor catur standar beregu putra atas nama Tri Basuki MT, Sopian Riadi, Rudi SST, Fachrul Raji MN dan Fajar Alamsyah.

Pelatih catur Kotabaru yang juga merangkap sebagai atelit Tri Basuki Rachmad mengaku puas atas raihan medali kontingen Kotabaru, karena menurutnya dari medali yang digondol itu mencapai target panitia dan Koni Kotabaru yakni 1 emas, 1 perak dan 1 perunggu.

“Dengan 1 emas dan 2 perak berarti lebih tinggi dari target walau hanya setingkat dari yang perunggu menjadi perak,” ujar Tri Basuki usai menyelesaikan lomba yang kemudian dilanjutkan dengan upacara perhormatan pemenang di venue catur gedung MTs Indrasari Martapura Kabupaten Banjar.

Diakui Tri yang juga menjabat sebagai Ketua Harian Percasi Kotabaru, dalam cabang olah raga catur tim Kotabaru sebenarnya kurang persiapan karena sebagian besar dari atelit adalah pegawai negeri sipil (PNS), sedangkan waktu-waktu seperti sekarang ini momentum akhir tahun yang mengharuskan mereka menyelesiakan banyak pekerjaan, sehingga tidak fokus mengikuti latihan. Meski demikian lanjutnya hal ini sebagai bahan evaluasi Percasi Kotabaru agar memaksimalkan kaderisasi atelit khususnya kaum putri.

Lebih lanjut Tri menyampaikan kekecewaanya atas pelaksanaan Porprov IX kali ini khususnya cabang catur. Menurutnya ada masalah non teknis yang dialami anak asuhnya dalam menjalani tanding, contohnya untuk nomor catur kilat sesuai ketentuan yang diterapkan PON menggunakan waktu 3 hingga 5 menit, tapi pada event kali ini panitia berinisiatif pelaksanaan catur kilat menjadi 10 menit.

Sepak bola, Voly dan Bilyar Nihil Medali

Sementara pada bagian lain tiga cabor yang diikuti kontingen Kotabaru yakni sepak bola, bola voly dan bilyar masih paceklik medali alias tanpa membawa satupun medali, karena hingga di penghujung Porprov IX menjelang event penutupan untuk tiga cabang tersebut juga tidak ada lagi laga tersisa.

Gonzales warga Kotabaru yang juga salah satu pemerhati olah raga menyayangkan atas kondisi tersebut. “Saya sangat kecewa atas raihan medali Kotabaru pada Poprov kali ini, sebab 3 cabor yang notabene menggunakan dana besar justru tidak membuahkan hasil, sehingga menjadikan posisi Kotabaru hanya di urutan 5 di bawah Banjarmasin, Banjarbaru, Tapin dan Batola,” ujarnya.

Hal ini sambung Gonzales, hendaknya menjadi bahan evaluasi bagi Pemkab dan Koni Kotabaru kedepan. Harusnya tegas memprioritaskan cabor apa saja yang diikutsertakan dalam ajang Porprov supaya tidak terlalu besar menelan anggaran. Ia menyontohkan Batola yang hanya mengikuti 15 cabor dari 25 cabor yang dipertandingkan dengan anggaran total kurang dari Rp2 miliar, tapi ternyata bisa mendapatkan hasil maksimal di posisi 4.

“Kalo Kotabaru dengan anggaran Rp4,5 miliar hanya mendapatkan 34 emas dari target 37 emas sehingga berada di posisi 5, menurut saya ini hasil yang mengecewakan,” tuturnya seraya mengharapkan agar semua pihak para
pemangku kepentingan (stake holder) di Kotabaru bisa tegas dan membuat skala prioritas terhadap cabor sebelum menurunkan para atelit.

Pewarta: imam hanafi

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2013