Komunitas Teratai Banjarmasin (KTB) yang diketuai Nurul Aulia Badar, melakukan aksi perdana dengan melakukan penanaman secara massal tanaman teratai di area kolam Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, Mingu petang.
Penanaman yang melibatkan belasan anggota komunitas tersebut didahului dengan pengambilan bibit teratai di berbagai lokasi lain baik bunganya warna merah serta yang bewarna putih, kemudian dengan kendaraan tosa bibit langsung diangkut ke lokasi kemudian ditanam, agar tak sempat mengering.
Aulia Badar merasa gembira melihat antusias para anggota komunitas melakukan penanaman dalam upaya mempercantik kawasan open space ULM yang berada di areal ruang terbuka hijau.
Melihat antusias anggota tersebut, Aulia Badar yang juga Kepala Biro LKBN Antara Cabang kalsel tersebut merasa optimis komunitas tersebut akan maju kedepan untuk membuat Banjarmasin kian indah dan elok dengan qwarna warni bunga teratai.
"Kita akan terus menanam, bukan sana di ULM ini tetapi di lokasi lokasi lainnya, agar semua wilayah sungai diperelok dengan tanaman teratai," kata Aulia Badar. Sementara Mohamad Ary yang juga pembina KTB sekaligus dari Forum Komunitas Hijau melihat kesungguhan KTB menambah keindahan ULM. Semoga teratai menjadi daya pikat biota biota yang lain untuk hidup di lokasi ini.
Di ruang terbuka hijau sudah banyak vegetasi yang endemik banua, dan sekarang sudah hijau, di warnai dengan kicau burung yang hinggap di dahan-dahan pohon yang juga penuh anggrek.
Ada sekelompok burung merpati yang beterbangan di lokasi ini serta ada anggsa yang berenang kini warna warni teratai, maka akan menambah cantik lokasi ULM ini.
Prof Dwi Atomono yang merupakan dosen senior ULM mengaku bahagia keterlibatan komunitas dalam mempercantik ULM, dan ia berharap kedepan bantuan komunitas masih diperlukan di lokasi-lokasi yang masih kosong dengan teratai. "Saya nanti akan mengundang komunitas ini untuk mempercantik kolam lainnya dengan teratai, nanti saya akan melibatkan mahasiswa untuk aksi," kata Dwi Atomono yang lebih populer dengan sebutan Kang Mono.
Perlu diketahui belum lama tadi berapa orang warga Kota Banjarmasin membentuk perkumpulan orang yang cinta akan tanaman teratai, yang menamakan diri sebagai Komunitas Teratai Banjarmasin (KTB), sekaligus berkeinginan menciptakan Kota Banjarmasin yang indah dengan aneka warna warni bunga teratai.
Pembentukan tersebut dipelopori pak Nurul Aulia Badar. lahirnya keinginan membentuk komunitas tersebut setelah melihat banyaknya tanaman teratai yang tumbuh di sungai-sungai dalam Kota Banjarmasin.
Teratai yang bertebaran tersebut terkesan kurang terawat malah sebagian besar kawasannya justru di tebas untuk dimatikan, padahal sudah terbukti memberikan keindahan di kawasan tersebut.
Ia enggan memberikan contoh kawasan sungai yang tadinya banyak teratai kini malah dimatikan teratainya, ia sendiri kurang paham kenapa teratai itu dimatikan di sungai Banjarmasin. Padahal itu anugerah, sungai sudah ditumbuhi teratai kenapa tidak dipelihara saja, boleh ditebas tetapi jangan semuanya, cukup diatur supaya lebih indah, yang ditebas atau dibersihkan seharusnya hanya tanaman gulma yang hidup di sungai tersebut.
Indahnya teratai
Padahal di berbagai daerah lain, teratai dipelihara untuk mempercantik suatu kawasan, menjadi objek wisata, dan bahkan dibelahan dunia lain teratai diagungnya, dijadikan ikon kota.
Oleh karena itu, menurut Nurul Aulia Badar ia merasa terpanggil membentuk komunitas pecinta teratai harapannya akan melakukan aksi penanaman dan pemeliharaan teratai sekaligus untuk memberikan edukasi begitu pentingnya sebuah teratai sebagai tanaman hias di perairan.
Apalagi kota Banjarmasin dikenal sebagai Kota Seribu sungai keberadaan teratai harusnya ditonjolkan sebagai tanaman lahan basah yang memberikan keindahan, bukan sebaliknya dimatikan.
Teratai kan selain memberikan keindahan juga sebagai tanaman pemberi oksigen, penyerap polutan, pembersih air, bahkan teratai adalah habitat yang baik untuk kehidupan biota sungai seperti ikan.
Sebagai tanaman obat, teratai konon mampu menyembuhkan obat batuk darah, menormalkan tekanan darah, meenangani bengkak serta iritasi, menyingkirkan insomnia, menangani diare, pembentukan sel darah merah, serta mendukung detoksifikasi.
Makanya pada tahun ini memanfaatkan komunitas untuk melakukan penanaman massal teratai, untuk memperindah sebuah kawasan, kata Aulia Badar yang mengajak isterinya juga masuk dalam komunitas tersebut.
Komunitas tersebut selain ketua, wakil ketua, ada sekretaris, bendahara, penasehat, serta bidang-bidang yang menghimpun mereka yang cinta akan teratai bagi warga yang berminat silahkan gabung dengan komunitas ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
Penanaman yang melibatkan belasan anggota komunitas tersebut didahului dengan pengambilan bibit teratai di berbagai lokasi lain baik bunganya warna merah serta yang bewarna putih, kemudian dengan kendaraan tosa bibit langsung diangkut ke lokasi kemudian ditanam, agar tak sempat mengering.
Aulia Badar merasa gembira melihat antusias para anggota komunitas melakukan penanaman dalam upaya mempercantik kawasan open space ULM yang berada di areal ruang terbuka hijau.
Melihat antusias anggota tersebut, Aulia Badar yang juga Kepala Biro LKBN Antara Cabang kalsel tersebut merasa optimis komunitas tersebut akan maju kedepan untuk membuat Banjarmasin kian indah dan elok dengan qwarna warni bunga teratai.
"Kita akan terus menanam, bukan sana di ULM ini tetapi di lokasi lokasi lainnya, agar semua wilayah sungai diperelok dengan tanaman teratai," kata Aulia Badar. Sementara Mohamad Ary yang juga pembina KTB sekaligus dari Forum Komunitas Hijau melihat kesungguhan KTB menambah keindahan ULM. Semoga teratai menjadi daya pikat biota biota yang lain untuk hidup di lokasi ini.
Di ruang terbuka hijau sudah banyak vegetasi yang endemik banua, dan sekarang sudah hijau, di warnai dengan kicau burung yang hinggap di dahan-dahan pohon yang juga penuh anggrek.
Ada sekelompok burung merpati yang beterbangan di lokasi ini serta ada anggsa yang berenang kini warna warni teratai, maka akan menambah cantik lokasi ULM ini.
Prof Dwi Atomono yang merupakan dosen senior ULM mengaku bahagia keterlibatan komunitas dalam mempercantik ULM, dan ia berharap kedepan bantuan komunitas masih diperlukan di lokasi-lokasi yang masih kosong dengan teratai. "Saya nanti akan mengundang komunitas ini untuk mempercantik kolam lainnya dengan teratai, nanti saya akan melibatkan mahasiswa untuk aksi," kata Dwi Atomono yang lebih populer dengan sebutan Kang Mono.
Perlu diketahui belum lama tadi berapa orang warga Kota Banjarmasin membentuk perkumpulan orang yang cinta akan tanaman teratai, yang menamakan diri sebagai Komunitas Teratai Banjarmasin (KTB), sekaligus berkeinginan menciptakan Kota Banjarmasin yang indah dengan aneka warna warni bunga teratai.
Pembentukan tersebut dipelopori pak Nurul Aulia Badar. lahirnya keinginan membentuk komunitas tersebut setelah melihat banyaknya tanaman teratai yang tumbuh di sungai-sungai dalam Kota Banjarmasin.
Teratai yang bertebaran tersebut terkesan kurang terawat malah sebagian besar kawasannya justru di tebas untuk dimatikan, padahal sudah terbukti memberikan keindahan di kawasan tersebut.
Ia enggan memberikan contoh kawasan sungai yang tadinya banyak teratai kini malah dimatikan teratainya, ia sendiri kurang paham kenapa teratai itu dimatikan di sungai Banjarmasin. Padahal itu anugerah, sungai sudah ditumbuhi teratai kenapa tidak dipelihara saja, boleh ditebas tetapi jangan semuanya, cukup diatur supaya lebih indah, yang ditebas atau dibersihkan seharusnya hanya tanaman gulma yang hidup di sungai tersebut.
Indahnya teratai
Padahal di berbagai daerah lain, teratai dipelihara untuk mempercantik suatu kawasan, menjadi objek wisata, dan bahkan dibelahan dunia lain teratai diagungnya, dijadikan ikon kota.
Oleh karena itu, menurut Nurul Aulia Badar ia merasa terpanggil membentuk komunitas pecinta teratai harapannya akan melakukan aksi penanaman dan pemeliharaan teratai sekaligus untuk memberikan edukasi begitu pentingnya sebuah teratai sebagai tanaman hias di perairan.
Apalagi kota Banjarmasin dikenal sebagai Kota Seribu sungai keberadaan teratai harusnya ditonjolkan sebagai tanaman lahan basah yang memberikan keindahan, bukan sebaliknya dimatikan.
Teratai kan selain memberikan keindahan juga sebagai tanaman pemberi oksigen, penyerap polutan, pembersih air, bahkan teratai adalah habitat yang baik untuk kehidupan biota sungai seperti ikan.
Sebagai tanaman obat, teratai konon mampu menyembuhkan obat batuk darah, menormalkan tekanan darah, meenangani bengkak serta iritasi, menyingkirkan insomnia, menangani diare, pembentukan sel darah merah, serta mendukung detoksifikasi.
Makanya pada tahun ini memanfaatkan komunitas untuk melakukan penanaman massal teratai, untuk memperindah sebuah kawasan, kata Aulia Badar yang mengajak isterinya juga masuk dalam komunitas tersebut.
Komunitas tersebut selain ketua, wakil ketua, ada sekretaris, bendahara, penasehat, serta bidang-bidang yang menghimpun mereka yang cinta akan teratai bagi warga yang berminat silahkan gabung dengan komunitas ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020