Bupati Banjar Khalilurrahman menghadiri peringatan wafat (haul) ke-43 KH Abdul Qadir Hasan atau yang dikenal dengan Guru Tuha di Jalan Masjid Agung Al-Karomah, Desa Pasayangan Utara, Martapura, Jumat

Diketahui, Martapura dikenal dengan sebutan kota Serambi Mekah yang melahirkan banyak ulama, dan salah satunya adalah KH Abdul Qadir Hasan yang wafat, Sabtu, tanggal 11 Rajab 1398 Hijriyah/17 Juni 1978 Masehi.

Selain bupati, haul yang dipusatkan di kediaman Guru Tuha juga dihadiri Ketua MUI Banjar KH Fadhlan Asy’ari, Anggota DPR-RI asal Kalsel Syafullah Tamliha, anggota DPRD dan sejumlah guru Pondok Pesantren Darussalam.

Prosesi haul diawali pembacaan Maulidurrasul, surah Yasin, Tahlil dan doa yang dipimpin oleh Bupati Banjar Khalilurrahman diikuti ratusan jamaah terdiri dari santri maupun jamaah dari masyarakat sekitarnya. 

Bupati Banjar menyampaikan KH Abdul Qadir Hasan merupakan seorang pejuang dan salag satu pendiri Organisasi Nahdatul Ulama (NU) di Kalimantan sehingga dikenal masyarakat provinsi setempat. 

"Sosok KH Abdul Qadir Hasan adalah seorang pejuang yang juga pemimpin. Beliau adalah pembawa organisasi NU ke Kalimantan sehingga besarnya jasa itu membuat kita patut menghormati jasa-jasanya," pesan bupati. 

Menurut buyut KH Abdul Qadir Hasan yakni Guru Zayadi bin Ahmad Mursyidi Guru Tuha merupakan salah satu pejuang dan sebelum kemerdekaan termasuk pasukan perang gerilya di wilayah Kalimantan. 

Guru Tuha terikat kuat dengan jalinan ulama Nusantara dan belajar dengan sejumlah ulama serta pernah berguru dengan ulama di Banjar seperti KH Husen Qadri dalam bidang ilmu Nahwu dan Sharaf.

Kemudian, berguru Tuan Guru H Abdur Rahman (Guru Adu) Tunggul Irang, dan Tuan Guru Muhammad Kasyful Anwar Al Banjari. Selain itu, sempat mengaji ke luar pulau Kalimantan diantaranya ke Tebuireng, Jombang dibawah bimbingan KH Hasyim Asy’ari pendiri NU sekitar 7 tahun.

 

Pewarta: Yose Rizal

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020