Oleh Ulul Maskuriah

Banjarmasin, (Antaranews.Kalsel) - Kepala Bidang Pencegahan Badan Narkotika Nasional Kalimantan Selatan Ipansyah mengungkapkan, daerah itu menjadi jalur favorit peredaran narkoba dan berbagai macam jenis obat terlarang dari luar negeri maupun luar provinsi.

Menurut Ipansyah di Banjarmasin, Selasa, peredaran narkoba di Kalimantan Selatan kini sudah cukup luar biasa dan sangat memprihatinkan, baik itu sabu-sabu maupun ekstasi.

"Kalimantan Selatan merupakan daerah yang cukup kaya, karena sumber daya alam yang cukup melimpah, baik itu pertambangan batu bara maupun perkebunan sawit," katanya.

Kekayaan sumber daya alam yang melimpah tersebut, tambah dia, membuat sebagian orang bisa mendapatkan uang yang cukup besar dengan relatif cukup mudah, sehingga potensi yang cukup besar tersebut dimanfaatkan oleh para bandar untuk memasarkan obat-obatan terlarang.

Menurut Ipan, dari tahun ke tahun, peringkat peredaran narkoba di Kalsel terus meningkat, dari sebelumnya rangking VII peredaran narkoba tertinggi nasional, pada 2012 menjadi rangking VI dan pada 2013 dikabarkan menduduki rangking V.

"Tentu kondisi ini sangat memprihatinkan, kendati tiap hari kepolisian maupun BNN terus melakukan penangkapan, tetapi peredaran narkoba terus meningkat," katanya.

Apalagi, kata dia, 90 persen kelompok coba pakai narkoba adalah para remaja yang kini duduk di bangku SLTP dan SLTA, yang merupakan modal masa depan bangsa ini.

Secara nasional, tambah Ipan, berdasarkan penelitian BNN dan Putlitkes Universitas Indonesia, prevalensi penyalahgunaan narkoba terus meningkat pada setiap tahunnya.

Pada 2008, di proyeksikan pengguna narkona hanya 1,99 persen dari jumlah penduduk, kemudian 2011 meningkat menjadi 2,32 persen atau sekitar 3,8 juta jiwa, dan 2015 2,80 persen atau sekitar 5,8 juta jiwa dengan kerugian material sebesar Rp48 triliun.

Khusus Kalsel, kata dia, pada 2009 terdapat 1.073 kasus narkoba, 2010 pengungkapan kasus turun menjadi 828 kasus, kemudian 2011 1.230 kasus, 2012 1.591 kasus dan 2013 Januari hingga Agustus sebanyak 1.433 kasus.

"Jalur masuk narkoba paling banyak adalah dari pelabuhan, karena di lokasi tersebut, tidak ada alat pendeteksi keluar masuknya barang," katanya.

Sedangkan yang kini juga dicurigai sebagai lokasi efektif untuk transaksi narkoba adalah pelabuhan khusus batu bara, karena diduga peredaran narkoba di Kalsel juga banyak di daerah tambang.

Pewarta:

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2013