Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) H Akhmad Fahmi, Ketua Komisi II DPRD HSS Kartoyo dan beberapa anggota Komisi II turun langsung ke lapangan, tepatnya di areal persawahan Kelompok Tani (Poktan) "Binaan", Desa Tebing Tinggi, Kecamatan Simpur, untuk meninjau langsung persawahan yang terendam banjir.

Kepala Desa Tebing Tinggi Rizahumaini, Senin (2/3), mengatakan luasan areal persawahan yang tidak bisa ditanami ini kurang lebih 100 hektar, tidak hanya dari petani dari desanya, namun petani dari beberapa desa lainnya juga tidak bisa bertanam padi, karena kondisi air yang tinggi dan merendam tanaman padi.

"Warga tidak bisa lagi menanam padi sejak lima tahun lalu, karena airnya dalam dan tidak mengalir lagi. Dulu sempat mengering, sehingga warga kami menanam padi, tapi sekarang padi yang sudah ditanam pun sebagian sudah terendam," katanya.

Dijelaskan dia, dengan kedatangan Komisi II DPRD HSS  ke lapangan bersama dinas terkait yang telah melakukan pemantauan, diharapkan bisa mencarikan solusi permasalahan yang ada, sehingga petani bisa menggarap sawahnya kembali.
 

Video - Ratusan hektar sawah terendam, Komisi II DPRD HSS turun ke lapangan

 

Baca juga: Bupati HSS resmikan lumbung pangan dan lantai jemur Poktan Berkah Bersama

Anggota Poktan Binaan Bahriansyah mengatakan, kondisi air terdalam di areal persawahan miliknya bisa mencapai 1,5 meter, dan tanaman padi yang sudah terlanjur ditanam juga terancam gagal panen.

Menurut dia, ada beberapa desa yang petaninya terdampak persawahannya, antaralain di Desa Tebing Tinggi, Tambingkar, Sirih Hulu, Sirih Hilir, dan Garunggang.

Ketua Komisi II DPRD HSS Kartoyo mengatakan, pihaknya sudah sepakat dengan pihak-pihak terkait untuk melakukan survei ulang, karena secara teknis masih belum tahu aliran sungai kemana dan apa penyebab pastinya terendamnya lahan persawahan.‎

"Setelah tim teknis melakukan survei, kita akan melakukan rapat di dewan untuk mengambil langkah bersama SKPD terkait, seperti dari Dinas Pertanian dan DInas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR)," katanya.

Peninjuan areal persawahan terendam air (Fathurrahman/Sohib Fahmi/Antarakalsel)

Baca juga: HSS canangkan Gambah Dalam Barat kawasan pertanian organik

Lima tahun ke belakang lahan pertanian ini masih bisa ditanami, namun diinformasikan karena adanya dugaan blocking lahan perusahaan perkebunaan sawit, sehingga menjadi terendam. Tetapi, menurutnya, informasi ini masih belum jelas dan perlu digali dan diperdalam nanti melalui hasil kajian tim teknis.

Kepala Dinas Pertanian HSS Muhammad Noor mengatakan akan menindaklanjuti keluhan warga yang tidak bisa menanam padi karena terendam air. Pihaknya akan membentuk tim dan melakukan survei, sehingga diketahui titik permasalahannya.

Kepala Dinas PUTR HSS Tedy Sutedjo, menambahkan memang benar terjadi genangan terhadap sawah penduduk, di sini ada beberapa anak sungai yang seharusnya airnya mengalir menuju sungai utama, tapi malah arus airnya membalik ke anak sungai, akhirnya masuklah area sawah yang menyebabkannya tergenang.

"Nanti kalau dari hasil survei kita, kalau memang di sana ada yang menghalangi atau memang ada pendangkalan, kita akan melakukan normalisasi sungai, baik di anak sungai maupun di sungai utama," katanya.

Peninjuan areal persawahan terendam air (Fathurrahman/Sohib Fahmi/Antarakalsel)

Pewarta: Fathurrahman

Editor : Mahdani


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020