Tiap kabupaten/kota di Kalimantan Selatan (Kalsel) menyediakan tempat peristirahatan (Rest Area) jemaah haul ke 15 Tuan Guru Haji Muhammad Zaini Abdul Ghani atau Guru Sakumpul Martapura Tahun 1441 Hijriah/2020 Meladiah.

Pantauan Antara Kalsel di Banjarmasin, Sabtu,  tempat peristirahatan jemaah haul ke 15 Guru Sakumpul atau Tuan Guru Haji Ijai terlihat pada setiap kabupaten seperti arah ke/dari daerah hulu sungai atau "Banua Anam" provinsi tersebut.

Banua Anam Kalsel meliputi Kabupaten Tapin, Hulu Sungai Selatan (HSS), Hulu Sungai Tengah (HST), Hulu Sungai Utara (HSU), Balangan dan Kabupaten Tabalong.

Tempat peristirahatan itu baik pada saat jemaah pergi maupun pulang acara haul Guru Sakumpul Martapura, ibu kota Kabupaten Banjar, Kalsel  yang berjarak sekitar 220 kilometer dari Tanjung, ibu kota Tabalong.

Selain tempat peristirahatan, pada sepanjang jalan arah dari/ke Banua Anam terdapat pula sejumlah posko yang memantau situasi dan kondisi jemaah, baik bagi yang mau ataupun pulang haulan Guru Sakumpul Martapura.

Penyediaan tempat-tempat peristirahatan dan posko pantau tersebut ada dari pemerintah daerah setempat, serta ada pula merupakan inisiatif atau swadaya masyarakat di kabupaten itu.

Guna memastikan kesiapan dan persiapan rest area di wilayahnya, Bupati HSS Drs H Fikry melakukan pengecekan lapangan antara lain yang berada di sepanjang jalan utama/Jalan A Yani seperti Gambah Luar dan Angkinang pada Jumat (28/2).

"Kami menyediakan rest area ini serta makan - minum gratis  atas kemauan pribadi warg ona masyarakat setempat," ujar Dillah, warga Kandangan HSS, salah seorang inisiator penyedia layanan buat jemaah yang mau ke haulan Guru Sakumpul.
Dillah, salah seorang penyedia rest area di jalan lingkar Ka Kandungan HSS. (Syamsuddin Hasan)

Sedangkan jemaah yang mau ke haulan Guru Sakumpul berterima kasih atas adanya tempat peristirahatan serta makan-minum gratis karena merasa tertolong, sebagaimana penuturan Mulyadi, warga asal Batali Barabai HST.

Dengan didampingi istrinya, laki-laki berusia 40-an tahun itu mengaku sudah tiga tahun terakhir berturut-turut ke haulan Guru Sakumpul kendati cuma naik sepeda motor dan terkadang harus menumpuh hujan.

"Seperti hari ini dari rumah beberapa kali ketemu hujan. Tetapi kami sudah berbekal baju (jas) hujan sehingga kalau cuma gerimis tidak masalah," demikian Mulyadi.
Mulyadi (baju loreng), salah seorang jemaah haul Guru Sakumpul Martapura asal Batali Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalsel yang mampir di rest area jalan lingkar Kandangan HSS. (Syamsuddin Hasan)

Sementara jemaah haul Guru Sakumpul sudah ramai berpergian, baik dari Banua Anam Kalsel maupun Kalimantan Timur (Kaltim) melalui Tabalong atau kabupaten paling utara provinsi yang terdiri atas 13 kabupaten/kota itu.

Padahal puncak acara haul ke 15 Guru Sakumpul Martapura pada 5 Rajab 1441 H yang bertepatan 1 Maret 2020, tetapi banyak jemaah datang lebih agar dalam kegiatan haulan tersebut bisa dekat kubah makam ulama kharismatik tersebut.

Bumi Saraba Kawa Tabalong  sendiri berbatasan daerah tetangga yaitu Kaltim serta beberapa ibu kota kabupaten di pedalaman Kalimantan Tengah (Kalteng), untuk akses jalan bagian trans Kalimantan (Transkal).

Oleh sebab itu, jalan Transkal lintas Banua Anam atau daerah hulu sungai Kalsel termasuk pada arus lalulintas karena juga lalu-lalang transportasi darat, baik berupa kendaraan roda dua maupun roda empat dan alat berat.
Suasana jemaah beriring-iringan lewat jalan lingkar Kandangan HSS mau ke haulan Guru Sakumpul Martapura, Kabupaten Banjar (Syamsuddin Hasan)

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020