Jemaah yang mau mengikuti acara haul ke 15 Tuan Guru Haji Muhammad Zaini Abdul Ghani atau Guru Ijai yang juga dengan sebutan Guru Sakumpul Martapura Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel) mulai berdatangan.

Pantauan Antara Kalsel di Banjarmasin, Kamis melaporkan, jemaah yang datang mau mengikuti acara haul ke 15 Guru Sakumpul yang puncak pelaksanaannya 5 Rajab 1441 H bertepatan 1 Maret 2020 itu antara lain dari Kalimantan Timur (Kaltim).

Mereka (kaum Muslim) yang datang dari "Bumi Mulawarman" Kaltim itu di antaranya dengan naik oto bis beriring-iringan melintasi lima kabupaten di Kalsel yang memakan waktu  sekitar 15 jam baru sampai ke Sakumpul Martapura.

Seperti terlihat empat oto bis beriring-iringan melintasi Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) dan Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) membawa jemaah asal Kaltim yang mau hadir ke Sakumpul Martapura (sekitar 40 kilometer utara Banjarmasin).

Warga atau jemaah dari provinsi tetangga (Kaltim) itu rela datang lebih awal ke Sakumpul Martapura guna menghindari kemacetan lalulintas, kendati harus menunggu beberapa hari saat pelaksanaan haul ke 15 Tuan Guru Haji Ijai tersebut.

"Pasalnya dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya kalau datang ke Sakumpul mendekati hari "H" selain menemui kemacetan lalulintas, juga tidak kebagian tempat yang dekat kubah makam Tuan Guru Haji Ijai," ujar Abdullah, salah seorang jemaah asal Kaltim tersebut.

"Kami memang tidak punya famili (keluarga) di Martapura. Tetapi kabarnya panitia haul Guru Sakumpul menyediakan penginapan gratis, dan bahkan beberapa warga setempat turut berpartisipasi mengenai akomodasi," lanjut laki-laki paroh baya itu.

Sementara warga Kalsel atas inisiatif sendiri membuka posko-posko, menyediakan tempat beristirahat jemaah yang melintas mau/dari haul ke 15 Guru Sakumpul, dan bahkan ada yang menyediakan makanan serta minuman gratis.

Begitu pula, sejumlah bengkel menyediakan layanan gratis atas perbaikan dari kerusakan ringan kendaraan bermotor jemaah ke/dari haul ke 15 Guru Sakumpul sebagaimana tahun lalu seperti terlihat di sepanjang jalan wilayah HST dan HSS, serta Kabupaten Tapin.

Tuan Guru Haji Ijai, seorang ulama kharismatik yang terkenal sejak tahun 1980-an dan tersyuhur hingga provinsi lain/luar Kalsel, bahkan sejumlah tokoh/pemimpin nasional datang ziarah ke makam almarhum.

Sebelumnya atau pada abad 18 juga ada ulama dari urang Banjar Kalsel yang tersyuhur hingga ke negeri Jiran Malaysia dan Brunei Darussalam, yaitu Maulana Sjech Muhammad Arsjad Al Banjary serta Sjech Muhammad Nafis.

Muhammad Arsjad Al Banjary yang bermakam di Kelampayan Martapura (sekitar 15 kilometer dari ibu kota Kabupaten Banjar)_ terkenal dengan karyanya kitab "Sabilal Muhtadin" sebuah rujukan hukum fikih.

Sedangkan Sjech Muhammad Nafis bermakan di Desa Bintaro (sekitar 210 kilometer utara Banjarmasin) Kecamatan Kelua Kabupaten Tabalong, Kalsel terkenal dengan karyanya kitab "Durun Nafis" yang berisikan ilmu tasawuf.

Oleh sebab itu, setiap haul Sjech Muhammad Arsjad Al Banjary atau Datuk Kelampayan dan Sjech Muhammad Nafis (makam Sjech Muhammad Nafis ini dekat pula dengan Tamiang Layang Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah) juga selalu ada tamu/jemaah dari Malaysia serta Brunei Darussalam.
Salah satu area tempat peristirahatan jemaah ke/dari haul ke 15 Guru Sakumpul Martapura yang ada di Kabupaten Tapin, Kalsel. (Syamsuddin Hasan)

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020