Berdasarkan hasil survei secara makro angka kemiskinan di Kabupaten Tabalong naik dari 5,95 persen menjadi 6,01 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Tabalong Agus Budi Prihanto menyampaikan, peningkatan angka kemiskinan memang tidak terlalu signifikan atau hanya 0,06 persen.

"Peningkatan angka kemiskinan ini dipengaruhi kondisi ekonomi makro seperti anjloknya harga karet dan batubara," jelas Agus.

 Hal ini disampaikan Agus saat rapat koordinasi penenanggulangan kemskinan bersama stake holder terkait. Agus menambahkan survei tersebut dilaksanakan Maret 2019 dan hasilnya indeks kedalaman kemiskinan turun 1,17 pada Maret 2018 menjadi 1,04 pada 2019.

Penurunan indeks angka kemiskinan ini satu bukti mulai meningkatnya taraf hidup warga miskin.

 Fenomena peningkatan angka miskin ini juga dipengaruhi angka inflasi 2,15 atau kurang dari target 2,5 sampai 3.

Sebaliknya Pelaksana Tugas Kadinsos Kabupaten Tabalong Yuhani menyatakan angka kemiskinan justru turun dari 15 ribu jiwa menjadi 13 ribu jiwa.

 "Melalui rapat koordinasi ini bisa menyamakan persepsi terkait upaya penanggulangan angka kemiskinan," jelas Yuhani.

 Termasuk evaluasi program penanggulangam kemiskinan yang telah dilaksanakan agar signifikan menekan angka miskin.

Kepala Bagian Ekonomi dan Pembangunan Setda Tabalong Husin Ansyari bahkan meragukan data warga miskin versi BPS dan mempertanyakan keabsahan hasil survei.

"Selama ini hasil survei BPS sudah sesuai teori atau tidak serta harus ada audit atas kebenarannya," ungkap Husin.

Sejumlah peserta rapat koordinasi juga mengaku heran dengan perbedaan data warga miskin dan perlu disinkronkan lagi.

"Kita perlu sinkronkan lagi data penduduk miskin sesuai dengan kenyataan dan Disdukcapil sudah rilis data kependudukan yang baru," jelas Kadisdukcapil Suryanadie.

Pewarta: Herlina Lasmianti

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020