Para manajer dan pengelola aset perusahaan harus menunjukkan progres dalam pencapaian penanganan perubahan iklim pada 2022 atau investasi dari Brunel akan ditarik, kata Brunel Pension Partnership, yakni salah satu pengelola investasi dana pensiun terbesar di Inggris.
Para pembuat kebijakan seperti Gubernur Bank of England, Mark Carney, mendorong investor untuk lebih berupaya memastikan pilihan portofolio mereka membantu pencapaian Perjanjian Paris 2015 untuk memerangi perubahan iklim, dengan membatasi peningkatan pemanasan hingga di bawah 2 derajat Celsius, atau lebih baik lagi 1,5 derajat Celsius.
Baca juga: Kongres BB tampilkan pembicara Banjar Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam
Brunel, yang mengelola aset senilai 30 miliar poundsterling (setara 39 miliar dolar AS) untuk 10 skema dana pensiun pemerintah daerah, menyatakan bahwa kebijakan pertama iklimnya bertujuan untuk memengaruhi perilaku para pengelola perusahaan dan investasi terhadap upaya penanganan perubahan iklim.
"Perubahan iklim menimbulkan risiko sistemik dan material langsung terhadap stabilitas ekologi, sosial, dan keuangan setiap ekonomi dan negara di dunia. Karena itu, perubahan iklim merupakan suatu prioritas investasi strategis bagi kami," demikian disampaikan dalam dokumen kebijakan Brunel.
Brunel akan meminta para "penerima dana investasinya" untuk dapat memotong emisi karbon perusahaan mereka pada 2022. Brunel menyatakan dapat membatalkan penunjukkan kembali atau mengeluarkan para anggota dewan dari perusahaan jika mereka gagal bertindak dalam upaya penanganan perubahan iklim.
Baca juga: Manuskrip Surat Sultan Banjar Ditemukan Di Brunei
Badan pengelola dana pensiun Skandinavia, kelompok gereja, dan badan sumbangan universitas di dunia telah menarik diri dari investasi bahan bakar fosil, berdasarkan penelitian oleh Fossil Free. Namun, sebagian besar dari badan-badan pengelola dana pensiun Inggris memilih untuk tetap terlibat dengan perusahaan dan membujuk mereka untuk mengubah cara kerja.
Ancaman eksklusi Brunel meluas tidak hanya ditujukan kepada perusahaan energi, namun juga kepada sektor lain seperti perusahaan pembuat mobil dan perusahaan penerbangan, kata Faith Ward, kepala penanggung jawab investasi Brunel.
Brunel mempekerjakan 130 pengelola aset dan akan mencabut mandat investasi bila para pengelola belum menempatkan aset pada jalur yang selaras dengan kebijakan yang membatasi pemanasan suhu hingga 2 derajat atau kurang pada tahun 2022.
"Kami akan memberi banyak tekanan pada pengelola kami untuk melihat portofolio mereka," ucap Ward.
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
Para pembuat kebijakan seperti Gubernur Bank of England, Mark Carney, mendorong investor untuk lebih berupaya memastikan pilihan portofolio mereka membantu pencapaian Perjanjian Paris 2015 untuk memerangi perubahan iklim, dengan membatasi peningkatan pemanasan hingga di bawah 2 derajat Celsius, atau lebih baik lagi 1,5 derajat Celsius.
Baca juga: Kongres BB tampilkan pembicara Banjar Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam
Brunel, yang mengelola aset senilai 30 miliar poundsterling (setara 39 miliar dolar AS) untuk 10 skema dana pensiun pemerintah daerah, menyatakan bahwa kebijakan pertama iklimnya bertujuan untuk memengaruhi perilaku para pengelola perusahaan dan investasi terhadap upaya penanganan perubahan iklim.
"Perubahan iklim menimbulkan risiko sistemik dan material langsung terhadap stabilitas ekologi, sosial, dan keuangan setiap ekonomi dan negara di dunia. Karena itu, perubahan iklim merupakan suatu prioritas investasi strategis bagi kami," demikian disampaikan dalam dokumen kebijakan Brunel.
Brunel akan meminta para "penerima dana investasinya" untuk dapat memotong emisi karbon perusahaan mereka pada 2022. Brunel menyatakan dapat membatalkan penunjukkan kembali atau mengeluarkan para anggota dewan dari perusahaan jika mereka gagal bertindak dalam upaya penanganan perubahan iklim.
Baca juga: Manuskrip Surat Sultan Banjar Ditemukan Di Brunei
Badan pengelola dana pensiun Skandinavia, kelompok gereja, dan badan sumbangan universitas di dunia telah menarik diri dari investasi bahan bakar fosil, berdasarkan penelitian oleh Fossil Free. Namun, sebagian besar dari badan-badan pengelola dana pensiun Inggris memilih untuk tetap terlibat dengan perusahaan dan membujuk mereka untuk mengubah cara kerja.
Ancaman eksklusi Brunel meluas tidak hanya ditujukan kepada perusahaan energi, namun juga kepada sektor lain seperti perusahaan pembuat mobil dan perusahaan penerbangan, kata Faith Ward, kepala penanggung jawab investasi Brunel.
Brunel mempekerjakan 130 pengelola aset dan akan mencabut mandat investasi bila para pengelola belum menempatkan aset pada jalur yang selaras dengan kebijakan yang membatasi pemanasan suhu hingga 2 derajat atau kurang pada tahun 2022.
"Kami akan memberi banyak tekanan pada pengelola kami untuk melihat portofolio mereka," ucap Ward.
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020