Kementerian Energi Sumber Daya Manusia (ESDM) Republik Indonesia menyatakan, mengenai finder Jembatan Rumpiang Marabahan Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan (Kalsel) yang tertabrak tongkang pengangkut batu bara akan segera perbaikan.

"Pihak Kementerian ESDM menyatakan itu saat kami berkonsultasi beberapa hari lalu," ujar Ketua Komisi III Bidang Pembangunan dan Infrastruktur DPRD Kalsel yang juga membidangi pertambangan dan energi, serta perhubungan, H Sahrujani di Banjarmasin, Selasa.

"Pihak Kementerian ESDM sudah konfirmasi dengan perusahaan pertambangan serta perusahaan pelayaran pengangkut batu bara tersebut, dan kini dalam proses lelang," lanjutnya menjawab Antara Kalsel.

Wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel V/Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Balangan dan Kabupaten Tabalong itu berhasil, proses tender atau perbaikan finder Jembatan Rumpiang (sekitar 40 kilometer barat Banjarmasin) tersebut tidak terlalu lama.

"Kita khawatir kalau tidak segera perbaikan finder tersebut akan terjadi hal yang lebih fatal, misalnya kapal/tongkang pengangkut batu bara langsung tertabrak tiang Jembatan Rumpiang," lanjut politikus senior Partai Golkar itu.

"Sayang kan kalau sampai terjadi hal yang fatal karena gara-gara masalah finder (tonggak pengaman jembatan) terlambat perbaikan," demikian Sahrujani.

Sementara Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Kalsel Dr H Karlie Hanafi Kalianda SH MH yang juga anggota Komisi III lembaga legislatif tersebut mengapresiasi atas tanggapan positif dari Kementerian ESDM dan segera membantu mengatasi persoalan finder Jembatan Rumpiang.

"Untung masalah tertabraknya finder Jembatan Rumpiang tersebut tidak sampai ke Mahkamah Pelayaran (MP). Jika sampai ke MP ceritanya bisa lebih panjang," ujar wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel III/Kabupaten Batola itu.

Mantan aktivis mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin berharap, peristiwa seperti tertabraknya finder Jembatan Rumpiang sekitar tiga tahun lalu itu tidak terulang pada lalu lintas angkutan sungai di provinsinya yang terdiri atas 13 kabupaten/kota tersebut.

Oleh sebab itu, kehati-hatian merupakan faktor yang prima. Misalnya jangan sampai nakhoda tidur-tiduaran, apalagi mabuk-mabukan, sementara yang mengemudi kapal bukan orang yang semestinya, demikian Karlie Hanafi.

Jembatan Rumpiang bukan cuma sekedar "Trad Mark" daerah pertanian pasang surut, tetapi keberadaannya cukup strategis dalam upaya lebih memajukan "Bumi Salidah" Batola yang belasan tahun lalu masih menggunakan alat transportasi air, kini sudah jalan raya.

Pembangunan Jembatan Rumpiang yang menelan biaya ratusan miliar rupiah atau bahkan sekitar Rp1 triliun dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) itu perencanaannya sejak Tahun 2003 dan peresmian 2008.

Sarana dan prasarana perhubungan darat itu membentang di atas Sungai Barito yang tempat lalu-lalang angkutan batu bara seperti eks perusahaan pertambangan PT Adaro Indonesia yang beroperasi di Balangan dan Tabalong.

 

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020