“Pohon karet ibarat mesin ATM bagi petani, hampir setiap hari kami sadap untuk mendapatkan lateks guna sekedar memberikan harapan untuk bisa hidup sehari kemudian," ungkap petani asal Kecamatan Muara Uya Muhammad Jaini.

Meski karet yang dijual tak kunjung meningkat harganya dan cenderung menurun, Jaini tetap menjaga kualitas karet sambil berharap harganya akan naik Jaini menjadi salah seorang petani karet yang terus konsisten menjaga kualitas karet yang dihasilkan.
Baca juga: KPU Tabalong Gelar Bimtek Peraturan Pilkada 2018
Baca juga: Perlu Kesepakatan Batas Lima Desa Di Tabalong

 Ia bersama sejumlah petani karet berusaha menguatkan posisi tawar dalam menjual hasil karet yang dimiliki kepada pembeli dengan standar karet yang baik. Sejalan dengan pemikiran petani, Yayasan Adaro Bangun Negeri (YABN) melalui bidang pengembangan ekonomi masyarakatnya kemudian merangkul Jaini dan sejumlah petani untuk meningkatkan kualitas hasil karetnya.

 Melalui program pengembangan Kebun Karet Unggul (KKU) milik rakyat dengan tujuan mendorong pengembangan ekonomi masyarakat berbasis potensi lokal.

YABN membaginya menjadi dua jenis dalam penggunaannya yaitu kebun hamparan dan kebun model yang tersebar di wilayah Tabalong dan Balangan.

Kebun hamparan adalah pola lahan milik petani yang berada dalam satu hamparan, Kebun hamparan tersebut dikelola oleh perorangan yang tergabung dalam kelompok sesuai dengan luasan kepemilikan lahan dari tiap - tiap pemiliknya.

 Sedangkan kebun model adalah pola lahan milik petani disatu desa dengan syarat luasan maksimal 2 hektare di masing - masing desa.

Kebun model dikelola perorangan esuai dengan prosedur yang dianjurkan baik itu dalam hal pembuka lahan, penanaman dan perawatan.

Sejak 2012 awal berjalannya program, telah terbangun kebun model seluas 190 hektare dan kebun hamparan seluas 164 hektare.

Tersebar di 117 desa di 2 Kabupaten dengan jumlah total petani 357 orang, dimana 80 persen dari jumlah total petani berhasil menjalankan program KKU YABN.

 Tak jarang, minimnya pengetahuan petani cara budidaya tanaman karet unggul mejadi faktor penentu keberhasilan budidaya karet itu sendiri.

Sehingga hasil yang diharapkan pun tidak sesuai dengan keinginan mereka. Untuk mewujudkan hal tersebut, YABN melakukan program pendampingan yang berkelanjutan dan melaksanakan pelatihan mengenai budidaya karet unggul kepada seluruh petani binaan.

Pendampingan intens kepada petani maupun pelatihan yang dilaksanakan YABN kepada petani binaan, mampu mengubah pola pikir dan kesadaran mereka untuk memanfaatkan kesempatan yang ada agar berbuah keberhasilan.

Sehingga nantinya petani binaan YABN dapat menjadi contoh/panutan bagi petani lain. Jaini merupakan salah satu bukti keberhasilan pendampingan yang dilakukan oleh YABN.

Bersama petani binaan yang berada di Kecamatan Muara Uya, Jaini banyak belajar dan aktif mengikuti kegiatan pelatihan budidaya karet uggul baik yang dilaksanakan oleh YABN maupun dari pemerintah daerah.

Pengetahuan mengenai budidaya karet unggul yang didapat oleh Jaini, ditularkan kepada petani lain disekitar desanya.

 Berkat keberhasilannya tersebut, saat ini Jaini telah diangkat menjadi PPL swadaya oleh Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Muara Uya.

Keberhasilan dalam melaksanakan program KKU juga dilakukan oleh Usuf, petani yang berasal dari Desa Bata Kecamatan Juai Kabupaten Balangan.

Sejak menjalankan program pengembangan KKU 2012, Usuf telah berhasil melakukan budidaya karet unggul satu hektare miliknya.

Berkat keberhasilannya tersebut Usuf sering diminta untuk mendampingi petani lain di desanya dalam melakukan budidaya karet. Tepatnya 2015, Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Balangan memintanya untuk bergabung pada bidang perkebunan.

Hal ini berdasarkan pengalamanya yang mampu menginspirasi petani dan pengalaman dalam melakukan budidaya tanaman karet unggul.

Sejak  2012 Jaini dan Usuf masuk dalam penjaringan calon petani binaan khususnya program KKU YABN, dengan memberikan bantuan bibit karet unggul dan saprodi serta pendampingan budidaya karet.
 
Foto Antaranews.Kalsel/ist (Istimewa)
“Awalnya sempat ragu dengan bibit karet unggul,  setelah kami rawat hingga panen, lateks yang dihasilkan lebih banyak dibandingkan bibit lokal,” ungkap Usuf.

Keberhasilan program KKU oleh YABN tentunya tidak diraih begitu saja, dalam perjalanannya banyak lika - liku yang dihadapinya.

 Mulai dari keraguan petani terhadap klon bibit karet unggul dan sulitnya merubah pola pikir masyarakat baik dalam hal budidaya ataupun pengolahan hasil.

 Berkat pemberdayaan yang dilakukan oleh YABN, kendala tersebut berhasil diatasi dengan cara melibatkan petani sebagai PPL swadaya.

Melalui PPL swadaya, semua informasi program dan keberhasilan program akan disampaikan kepada petani binaan lain.

 Terutama  sosialisasi bibit karet unggul dan merubah kebiasaan penggunaan pupuk  pembeku karet dan menggantinya dengan asap cair.

Keberhasilan Jaini membudidayakan bibit karet unggul mendorong YABN melibatkan dan menggunakan jasanya dalam kegiatan pendampingan petani binaan lain.

Terutama  melakukan sosialisasi pentingnya merubah kebiasaan penggunaan pupuk sebagai pembeku karet dan menggantinya dengan pembeku yang dianjurkan.

 Dengan program KKU yang dilakukan oleh YABN, diharapkan petani binaan dapat mengajak lebih banyak petani lain untuk merubah pola pikir  pentingnya menjaga kualitas Bokar yang dihasilkan.

Kegiatan ini tidak hanya memberikan keuntungan semata namun dapat memberikan nilai tambah bagi petani.

Nantinya kelompok  diharapkan mampu menjembatani petani menjual getah karet dengan harga pantas dan adil, menjadi jalan keluar bagi kesulitan petani dan peningkatan pemahaman serta pengetahuan agar menghasilkan kualitas yang lebih baik.

Pewarta: Herlina Lasmianti

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019