Universitas Lambung Mangkurat (ULM) semakin getol untuk memperbanyak mahasiswa asing agar bisa menempuh pendidikan sarjana di perguruan tinggi negeri yang berada di Kalimantan Selatan itu.
Langkah terbaru, ULM mengikuti pameran pendidikan tinggi tingkat dunia bertajuk Go-Abroad Fair 2019 yang diselenggarakan oleh Organisatie Groep Zuid (OGZ) di Belanda dan Belgia pada 24 November lalu. "Keikutsertaan kita untuk menyasar mahasiswa Eropa agar bisa kuliah di ULM," kata Rektor ULM Prof Dr H Sutarto Hadi di Banjarmasin, Kamis (28/11).
Sutarto pun menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI atas kepercayaannya kepada ULM guna mengikuti ekspo di Eropa tersebut.
Ekspo pendidikan itu sendiri diikuti oleh perguruan tinggi dari 103 negara di dunia, antara lain Amerika, Inggris, Prancis, Jepang, Korea Selatan, China, Afrika Selatan, Mesir, Australia, Brasil, Argentina, dan banyak negara lainnya.
Sementara universitas dari Indonesia yang berpartisipasi selain Universitas Lambung Mangkurat (ULM) adalah Universitas Indonesia (UI), Universitas Airlangga (UNAIR), Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), UIN Riau, Universitas Hassanudin (UNHAS), Bina Nusantara (Binus) dan Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS).
Sutarto menuturkan mengikuti berbagai kegiatan internasional jadi langkah maju menuju internasionalisasi kampus berakreditasi A yang dipimpinnya.
Dengan semakin dikenalnya ULM di kancah global, maka peluang merekrut mahasiswa asing dari berbagai negara juga semakin terbuka.
"Setelah meraih akreditasi A, ULM kini dihadapkan pada tantangan yang semakin besar yaitu adanya akreditasi internasional di program studi unggulan. Salah satu syaratnya keberadaan mahasiswa dan dosen asing yang wajib dipenuhi," kata Sutarto.
Sementara Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan, Kerja Sama dan Humas ULM Prof Dr Ir H Yudi Firmanul Arifin mengungkapkan sudah ada mahasiswa dari Belanda dan Belgia yang tertarik untuk belajar di ULM melalui kegiatan ekspo yang mengambil tempat di Jaabeurs Convention Center, Utrecht Belanda dan Gent ICC Belgia.
Selain itu, Yudi melihat tingginya potensi kerja sama antar universitas bisa dilakukan dengan banyaknya wakil perguruan tinggi dari berbagai negara yang hadir.
"Kami optimis ada hasil yang dicapai melihat antusiasme pengunjung stan ULM yang tertarik dengan keunggulan di bidang lahan basah yang ULM miliki," katanya.
Adapun beberapa universitas yang sudah menyampaikan niat kerja sama dengan ULM, antara lain IHE Delft Belanda yang merupakan perguruan tinggi dengan konsentrasi pada permasalahan perairan.
Selain itu dari Hanzehogenschool Groningen Belanda yang berminat kerja sama pertukaran mahasiswa bidang keperawatan dan kedokteran. Kemudian ada juga tawaran kerja sama dari Beijing Forestry University serta calon-calon mahasiswa mandiri yang menyampaikan secara lisan rencana studi mereka di ULM.
"Kami berupaya meningkatkan jumlah mahasiswa internasional setiap tahunnya. Dimana tahun 2018 dan 2019 ULM menerima mahasiswa dari kawasan ASEAN yaitu Filipina dan Thailand yang juga melalui kegiatan pameran pendidikan," katanya.*
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
Langkah terbaru, ULM mengikuti pameran pendidikan tinggi tingkat dunia bertajuk Go-Abroad Fair 2019 yang diselenggarakan oleh Organisatie Groep Zuid (OGZ) di Belanda dan Belgia pada 24 November lalu. "Keikutsertaan kita untuk menyasar mahasiswa Eropa agar bisa kuliah di ULM," kata Rektor ULM Prof Dr H Sutarto Hadi di Banjarmasin, Kamis (28/11).
Sutarto pun menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI atas kepercayaannya kepada ULM guna mengikuti ekspo di Eropa tersebut.
Ekspo pendidikan itu sendiri diikuti oleh perguruan tinggi dari 103 negara di dunia, antara lain Amerika, Inggris, Prancis, Jepang, Korea Selatan, China, Afrika Selatan, Mesir, Australia, Brasil, Argentina, dan banyak negara lainnya.
Sementara universitas dari Indonesia yang berpartisipasi selain Universitas Lambung Mangkurat (ULM) adalah Universitas Indonesia (UI), Universitas Airlangga (UNAIR), Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), UIN Riau, Universitas Hassanudin (UNHAS), Bina Nusantara (Binus) dan Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS).
Sutarto menuturkan mengikuti berbagai kegiatan internasional jadi langkah maju menuju internasionalisasi kampus berakreditasi A yang dipimpinnya.
Dengan semakin dikenalnya ULM di kancah global, maka peluang merekrut mahasiswa asing dari berbagai negara juga semakin terbuka.
"Setelah meraih akreditasi A, ULM kini dihadapkan pada tantangan yang semakin besar yaitu adanya akreditasi internasional di program studi unggulan. Salah satu syaratnya keberadaan mahasiswa dan dosen asing yang wajib dipenuhi," kata Sutarto.
Sementara Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan, Kerja Sama dan Humas ULM Prof Dr Ir H Yudi Firmanul Arifin mengungkapkan sudah ada mahasiswa dari Belanda dan Belgia yang tertarik untuk belajar di ULM melalui kegiatan ekspo yang mengambil tempat di Jaabeurs Convention Center, Utrecht Belanda dan Gent ICC Belgia.
Selain itu, Yudi melihat tingginya potensi kerja sama antar universitas bisa dilakukan dengan banyaknya wakil perguruan tinggi dari berbagai negara yang hadir.
"Kami optimis ada hasil yang dicapai melihat antusiasme pengunjung stan ULM yang tertarik dengan keunggulan di bidang lahan basah yang ULM miliki," katanya.
Adapun beberapa universitas yang sudah menyampaikan niat kerja sama dengan ULM, antara lain IHE Delft Belanda yang merupakan perguruan tinggi dengan konsentrasi pada permasalahan perairan.
Selain itu dari Hanzehogenschool Groningen Belanda yang berminat kerja sama pertukaran mahasiswa bidang keperawatan dan kedokteran. Kemudian ada juga tawaran kerja sama dari Beijing Forestry University serta calon-calon mahasiswa mandiri yang menyampaikan secara lisan rencana studi mereka di ULM.
"Kami berupaya meningkatkan jumlah mahasiswa internasional setiap tahunnya. Dimana tahun 2018 dan 2019 ULM menerima mahasiswa dari kawasan ASEAN yaitu Filipina dan Thailand yang juga melalui kegiatan pameran pendidikan," katanya.*
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019