Ketua Forum Konservasi Flora dan Fauna Kalimantan Selatan Zulfa Asma Vikra mengatakan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan akan segera menetapkan wilayah yang menjadi kawasan ekosistem esensial (KEE) untuk menjaga sekaligus melestarikan flora dan fauna di provinsi kaya sumber daya alam ini.
Menurut Zulfa usai diskusi tentang perkembangan konservasi di Kantor Pusat pemasaran Hasil Hutan ( PPHH) Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan di Banjarmasin, Rabu, kawasan ekosistem esensial (KEE) tersebut antara lain di Kabupaten Tapin, Tanah Laut, Balangan dan Barito Kuala.
"Bulan depan pemerintah provinsi akan menyerahkan SK KEE untuk Kabupaten Tanah Laut, tepatnya di desa Panjaratan," katanya.
Kawasan Ekosistem Esensial adalah ekosistem esensial yang ditetapkan sebagai kawasan yang dilindungi dan dikelola berdasarkan prinsip-prinsip konservasi sebagaimana yang dianut dalam pengelolaan kawasan hutan konservasi.
Saat ini, tambah dia, yang perlu mendapatkan perhatian serius untuk pengembangan KEE adalah kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kawasan itu. Banyak masyarakat yang belum mengetahui manfaat kawasan tersebut.
Sehingga perlu upaya terus menerus untuk meningkatkan kepedulian dan pemahaman tentang manfaat besar KEE, selain untuk pelestarian sumber daya alam endemik Kalsel, juga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pengembangan kawasan wisata.
"Upaya melaksanakan program konservasi flora dan fauna ini, harus mendapatkan dukungan dari masyarakat dan pemerintah, karena ini sangat penting," katanya.
Bahkan upaya tersebut, telah mendapatkan perhatian dari pengamat lingkungan asal Jerman dan Belanda, yang juga tertarik dengan program pengembangan tersebut.
Dalam diskusi tentang upaya pengembangan ekosistem dan menjaga kelestarian flora dan fauna yang diselenggarakan Forum Konservasi Flora dan Fauna dihadiri oleh aktivis dan organisasi lingkungan.
Sementara itu Kepala Seksi Konservasi dan Ekosistem Bidang Perlindungan Sumber Daya Alam Dishut Kalsel Supiani mengatakan forum ini dibentuk, sebagai wadah untuk menyampaikan ide dan gagasan terkait inovasi yang akan dimasukkan dalam program pemerintah khususnya Dishut.
Menurut dia, pihaknya kini konsentrasi mengembangkan kawasan ekosistem dengan menggandeng masyarakat di sekitar kawasan hutan, untuk mendukung upaya pengembangan dan perlindungan kawasan hutan maupun flora dan fauna di dalamnya.
"Kami juga menggandeng seperti masyarakat kelompok sadar wisata (Pokdarwis) yang dibentuk oleh Dinas Pariwisata, kemudian Gerakan Hijau Bekantan di Kabupaten Tanah Laut dan lainnya, untuk menyukseskan program ini," katanya.
Menurut dia, pihaknya juga telah menanam bibit buah langka seperti berbagai jenis durian dan buah langka Kalsel lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
Menurut Zulfa usai diskusi tentang perkembangan konservasi di Kantor Pusat pemasaran Hasil Hutan ( PPHH) Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan di Banjarmasin, Rabu, kawasan ekosistem esensial (KEE) tersebut antara lain di Kabupaten Tapin, Tanah Laut, Balangan dan Barito Kuala.
"Bulan depan pemerintah provinsi akan menyerahkan SK KEE untuk Kabupaten Tanah Laut, tepatnya di desa Panjaratan," katanya.
Kawasan Ekosistem Esensial adalah ekosistem esensial yang ditetapkan sebagai kawasan yang dilindungi dan dikelola berdasarkan prinsip-prinsip konservasi sebagaimana yang dianut dalam pengelolaan kawasan hutan konservasi.
Saat ini, tambah dia, yang perlu mendapatkan perhatian serius untuk pengembangan KEE adalah kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kawasan itu. Banyak masyarakat yang belum mengetahui manfaat kawasan tersebut.
Sehingga perlu upaya terus menerus untuk meningkatkan kepedulian dan pemahaman tentang manfaat besar KEE, selain untuk pelestarian sumber daya alam endemik Kalsel, juga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pengembangan kawasan wisata.
"Upaya melaksanakan program konservasi flora dan fauna ini, harus mendapatkan dukungan dari masyarakat dan pemerintah, karena ini sangat penting," katanya.
Bahkan upaya tersebut, telah mendapatkan perhatian dari pengamat lingkungan asal Jerman dan Belanda, yang juga tertarik dengan program pengembangan tersebut.
Dalam diskusi tentang upaya pengembangan ekosistem dan menjaga kelestarian flora dan fauna yang diselenggarakan Forum Konservasi Flora dan Fauna dihadiri oleh aktivis dan organisasi lingkungan.
Sementara itu Kepala Seksi Konservasi dan Ekosistem Bidang Perlindungan Sumber Daya Alam Dishut Kalsel Supiani mengatakan forum ini dibentuk, sebagai wadah untuk menyampaikan ide dan gagasan terkait inovasi yang akan dimasukkan dalam program pemerintah khususnya Dishut.
Menurut dia, pihaknya kini konsentrasi mengembangkan kawasan ekosistem dengan menggandeng masyarakat di sekitar kawasan hutan, untuk mendukung upaya pengembangan dan perlindungan kawasan hutan maupun flora dan fauna di dalamnya.
"Kami juga menggandeng seperti masyarakat kelompok sadar wisata (Pokdarwis) yang dibentuk oleh Dinas Pariwisata, kemudian Gerakan Hijau Bekantan di Kabupaten Tanah Laut dan lainnya, untuk menyukseskan program ini," katanya.
Menurut dia, pihaknya juga telah menanam bibit buah langka seperti berbagai jenis durian dan buah langka Kalsel lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019