PLN siap mendukung Festival Kebudayaan dan Masyarakat Adat ASEAN yang diselenggarakan selama empat hari pada 18 - 21 November 2019 di Baubau, Sulawesi Tenggara, dengan listrik tanpa kedip.
Festival Kebudayaan dan Masyarakat Adat ASEAN merupakan kegiatan berskala internasional yang memamerkan berbagai macam atraksi kebudayaan mulai dari tari kolosal, karnaval budaya, hingga pameran benda pusaka Kerajaan dan Kesultanan, yang sangat bergantung pada kehandalan pasokan listrik.
"Kita support suplai listriknya full dari PLN. Kita pakai mulai dari UGB (Unit Gardu Bergerak), genset, dan untuk sound system-nya di-back up dengan UPS (Uninterruptible Power Supply),” ujar Senior Manager Distribusi PLN UIW Sulselrabar, Muhammad Taqwa di Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa.
Taqwa menegaskan pihaknya telah mengamankan acara tersebut dengan menyiapkan satu UGB (Unit Gardu Bergerak) berkapasitas 250 kVa, tiga genset dengan total kapasitas 240 kVa, dan satu UPS berkapasitas 40 kVA yang tersebar di 3 titik objek vital dalam pelaksanaan pergelaran festival pertama se-ASEAN di Kota Baubau.
Baca juga: Tiga negara bahas hak masyarakat adat di Borneo
Seperti pelataran Kantor Walikota (gala dinner), pelataran Kota Mara (pergelaran seni dan budaya) dan Stadion Betoambari (tari kolosal dan festival kebudayaan).
“Upaya ini dilakukan agar tersedianya pasokan listrik selama empat hari ke depan,” tambahnya.
Manager PLN UP3 Baubau Agus Susanto menambahkan pihaknya telah menerjunkan 150 petugas PLN yang kompeten guna menjamin pasokan listrik di areanya agar dapat berjalan dengan baik, mulai dari sektor pembangkit, distribusi, hingga rayon.
“Tidak hanya support system saja, acara yang berskala internasional seperti ini juga perlu didukung personel yang kompeten. Untuk itu kita menugaskan kurang lebih sebanyak 150 orang guna memastikan dan menjaga pasokan kelistrikan," tegas Agus.
Baca juga: Masyarakat Raja Ampat Siapkan Tarian Sambut Wisatawan
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
Festival Kebudayaan dan Masyarakat Adat ASEAN merupakan kegiatan berskala internasional yang memamerkan berbagai macam atraksi kebudayaan mulai dari tari kolosal, karnaval budaya, hingga pameran benda pusaka Kerajaan dan Kesultanan, yang sangat bergantung pada kehandalan pasokan listrik.
"Kita support suplai listriknya full dari PLN. Kita pakai mulai dari UGB (Unit Gardu Bergerak), genset, dan untuk sound system-nya di-back up dengan UPS (Uninterruptible Power Supply),” ujar Senior Manager Distribusi PLN UIW Sulselrabar, Muhammad Taqwa di Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa.
Taqwa menegaskan pihaknya telah mengamankan acara tersebut dengan menyiapkan satu UGB (Unit Gardu Bergerak) berkapasitas 250 kVa, tiga genset dengan total kapasitas 240 kVa, dan satu UPS berkapasitas 40 kVA yang tersebar di 3 titik objek vital dalam pelaksanaan pergelaran festival pertama se-ASEAN di Kota Baubau.
Baca juga: Tiga negara bahas hak masyarakat adat di Borneo
Seperti pelataran Kantor Walikota (gala dinner), pelataran Kota Mara (pergelaran seni dan budaya) dan Stadion Betoambari (tari kolosal dan festival kebudayaan).
“Upaya ini dilakukan agar tersedianya pasokan listrik selama empat hari ke depan,” tambahnya.
Manager PLN UP3 Baubau Agus Susanto menambahkan pihaknya telah menerjunkan 150 petugas PLN yang kompeten guna menjamin pasokan listrik di areanya agar dapat berjalan dengan baik, mulai dari sektor pembangkit, distribusi, hingga rayon.
“Tidak hanya support system saja, acara yang berskala internasional seperti ini juga perlu didukung personel yang kompeten. Untuk itu kita menugaskan kurang lebih sebanyak 150 orang guna memastikan dan menjaga pasokan kelistrikan," tegas Agus.
Baca juga: Masyarakat Raja Ampat Siapkan Tarian Sambut Wisatawan
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019