Aksi damai bela ulama dari sejumlah elemen masyarakat di Kalimantan Selatan (Kalsel) berlangsung di DPRD provinsi setempat, usai shalat Jum'at atau sekitar pukul 14.00 WITA.

Namun tak seorang pun pimpinan/anggota DPRD Kalsel yang berjumlah 55 orang itu menemui pengunjukrasa atau melakukan aksi damai bela ulama tersebut.

Walaupun tak ada wakil rakyat yang menemui pengunjukrasa tersebut, mereka tetap melakukan orasi/menyampaikan aspirasi di depan "Rumah Banjar" (Gedung DPRD Kalsel) itu dengan pengawalan anggota kepolisian setempat.

Ratusan massa yang melibatkan unsur mahasiswa, tokoh masyarakat dan ulama itu dengan orator aksi Habibi Mustafa menyampaikan tiga tuntutan penting, yaitu jangan meradikalkan para ulama.

Selain itu, mendengarkan suara-suara aspirasi mahasiswa dan berhenti mengkriminalisasi bendera tauhid.

Dia tak membantah awal di kenalnya bendera tauhid  di Indonesia memang identik dengan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).  "Namun terlepas dari itu Bendera Tauhid adalah panji dari Rasull," ujarnya.

Pada kesempatan terpisah, Sekretaris DPRD (Sekwan) Kalsel, H Antung Mas Rozaniansyah membenarkan para wakil rakyat tingkat provinsi tersebut sedang tidak ada di tempat sejak pagi. 

Pasalnya sejak kemarin sore (7/11) para anggota DPRD Kalsel sedang melaksanakan kunjugan komisi-komisi di Jakarta hingga Sabtu, 9 November 2019.

"Memang hari ini empat komisi sedang melaksanakan kunjungan kerja ke luar daerah," demikian Rozaniasyah.

Sementara Kapolresta Banjarmasin Kombes Pol Sumarto mengatakan, aksi berlangsung damai tanpa ada aksi-aksi anarkis.  

Dia mengaku mengikuti aksi sejak massa berkumpul di Mesjid Sabillal hingga menyampaikan orasi di depan kantor DPRD Kalsel.

"Alhamdilliah aksi berjalan damai, saya juga ikut mengawal jalan kaki dari titik kumpul," ujar perwira menengah polisi dengan melati tiga itu.

Usai menyampaikan orasi, massa yang juga di lengkapi bendera tauhid langsung membubarkan diri

 

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019