oleh Herry Murdy Hermawan

Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Pasar terapung Lok Baintan menjadi inspirasi belasan seniman dari komunitas Seni Rupa Cibubur Jakarta dan komunitas Seni Rupa Kalimantan Borneo dari atas perahu motor (kelotok) yang mereka tumpangi.

"Ini pengalaman baru bagi pelukis, menjadi rekreasi budaya menarik dan belum pernah mereka lakukan dimanapun," kata Husni Thamrin, Ketua Komunitas Seni Rupa Kalimantan.

Dengan karakteristik pasar terapung yang bergerak mengikuti arus sungai menjadi pengalaman tersendiri bagi belasan pelukis kawakan tersebut, suatu pembuktian kenyataan dimana selama visual pasar terapung hanya mereka peroleh dari foto atau tayangan lainnya.

Melukis langsung pasar terapung dari atas kelotok menjadi bagian kegiatan Pameran Seni Rupa Borneo Terbuka di aula Margasari Taman Budaya Kalimantan Selatan yang berlangsung 27 Agustus - 4 September 2013.

Kehadiran para peseni rupa di pasar terapung memberikan kesan mendalam bagi mereka, setelah berhadapan dengan kenyataan, tertangkap secara psikologis dan mendalam bagi seniman.

"Baru pertama, unik, salah satu warisan kearifan lokal di masyarakat sini yang harus dilestarikan," kata Umbu Tanggela, salah seorang anggota Komunitas Seni Rupa Cibubur Jakarta.

Pasar terapung memiliki banyak sisi menarik sebagai objek lukisan, namun keterbatasan waktu menjadi kata sepakat bagi seniman untuk mengeksplorasi objek.

Lain lagi dengan Hj Bustan yang meminta Iskandar Suryaputera melukiskan buah-buahan di atas tanggui (penutup kepala) miliknya, "Bila ada acara festival bisa saya pakai," kata Hj Bustan.

Pelukis Ikandar melihat pasar terapung tidak sebagai pasar melainkan sebagai tempat bermain, dimana diantara pelaku pasar terjadi komunikasi sesama teman dan bercengkrama tidak seperti layaknya pertemuan pedagang dan pembeli. Dan nampak warna dunia timur sangat menonjol.

"Unik banget, saya tidak melihat visual perdagangan, disana tidak formal layaknya pedagang dan pembeli, warna dunia timur lebih menonjol," kata Iskandar Suryaputera. "Kapan dia start dan berhenti, alami sekali, 99 ,9 persen luar biasa, sayangnya waktu terbatas, perlu dijaga kelestariannya, namun semua terekam dalam benar perupa yang hadir untuk lebih mengeksplorasinya di tempat tinggal atau begkel masingmasing," lanjut Iskandar.

Pewarta: Herry Murdy Hermawan

Editor : Herry Murdy Hernawam


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2013